Zionis Yahudi Makin Biadab, Umat Wajib Bersatu
Oleh: Eli Supriatin
Kejahatan Zionis Yahudi makin diluar nalar, mereka melanggar perikemanusiaan dan menunjukkan kebiadaban yang sangat luar biasa. Serangan udara Israel di Jalur Gaza kembali menewaskan puluhan warga Palestina, termasuk mereka yang sedang mengantre bantuan makanan. Kekerasan yang terjadi sejak Minggu (30/6/2025) telah menewaskan sedikitnya 68 orang.
Meski rakyat terus bergerak dan menunjukkan pembelaan, namun tidak satu pun para penguasa negeri Muslim yang benar-benar turun tangan secara nyata dan tegas untuk menghentikan kejahatan tersebut. Yang terdengar hanyalah kutukan, seruan diplomatik kosong, konferensi darurat yang tak menghasilkan apa-apa, serta penyaluran bantuan kemanusiaan yang tidak pernah mampu menghentikan rudal dan bom.
Keterpecahbelahan Dunia Islam adalah bukti yang kasatmata dari kegagalan nasionalisme dan sistem nation-state (negara-bangsa) yang telah dipaksakan ke negeri-negeri Muslim pasca Perjanjian Sykes-Picot 1916. Perjanjian Sykes-Picot 1916 adalah kesepakatan rahasia di antara negara-negara penjajah saat itu, yaitu antara Inggris (diwakili Mark Sykes) dan Prancis (diwakili François Georges-Picot), dengan persetujuan Rusia, dengan latar belakang Perang Dunia I (1914–1918).
Adapun tujuan dari Perjanjian Sykes-Picot saat itu adalah membagi-bagi wilayah Kekhilafahan Utsmaniyah setelah dipastikan kalah dalam perang. Mereka mencegah kekuatan Islam bersatu kembali. Dengan membagi-bagi wilayah Muslim menjadi negara-negara kecil di bawah kendali asing, Inggris dan Prancis berharap umat Islam tidak lagi bisa bersatu dalam satu negara besar bernama Khilafah.
Perjanjian Sykes-Picot adalah puncak konspirasi kolonial Barat untuk menghancurkan kekuatan dan persatuan umat Islam, memecah-belah wilayah Khilafah serta menguasai kekayaan negeri-negeri Muslim dengan menciptakan negara-negara boneka yang loyal kepada kafir Barat penjajah.
Buktinya saat Muslim Palestina dibantai, misalnya, mereka dibiarkan berjuang sendiri untuk membela diri. Mesir bahkan menutup Rafah. Yordania hanya menggelar demo. Turki hanya menyuarakan kecaman. Negara-negara Arab lainnya sibuk menjaga hubungan dengan AS dan Israel. Masing-masing rezim tersebut hanya menjaga eksistensi negaranya sendiri. Setiap negara Muslim merasa terpisah dan asing satu sama lain.
Padahal sejatinya Allah SWT telah memerintahkan kaum Muslim untuk bersatu. Tidak berpecah-belah, sebagaimana firman-Nya:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
Berpegang teguhlah kalian semua pada tali (agama) Allah dan jangan berpecah-belah… (TQS Ali Imran [3]: 103).