Mengurai Problem Pengangguran, Butuh Peran Negara



Oleh: Hamsina Ummu Ghaziyah 

Menggeluti dunia pendidikan hingga ke jenjang yang lebih tinggi adalah impian setiap orang. Hal ini bertujuan agar setelah lepas dari pendidikan tersebut, siapapun bakal mampu mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Namun apalah daya, sistem kapitalisme tidak menjamin hal tersebut. Terbukti, saat ini banyak generasi dari kalangan Gen Z yang memiliki latar pendidikan yang tinggi serta mereka memiliki keahlian justru menjadi pengangguran.

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, bicara mengenai data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat ada 9,9 juta penduduk Indonesia yang tergolong usia muda atau Gen Z belum memiliki pekerjaan. Angka tersebut didominasi oleh penduduk yang berusia 18 hingga 24 tahun. (Kumparan.com,20/5/24)

Lebih lanjut, Ida menjelaskan, banyaknya anak muda yang belum mendapatkan pekerjaan ini karena tidak cocok (mismatch) antara pendidikan dan pelatihan dengan kebutuhan pasar kerja. Hal ini terjadi kepada lulusan SMA/SMK yang turut menjadi penyumbang tingginya angka pengangguran usia muda.

Saat ini gen Z tengah menghadapi tantangan besar dalam mencari pekerjaan di era teknologi digital. Meskipun mereka dikenal sebagai generasi yang melek teknologi, namun keterampilan mereka belum sepenuhnya dibutuhkan oleh industri pasar. Ini juga menjadi faktor mengapa gen Z begitu sulit mendapatkan pekerjaan saat ini.

Selain itu, hal yang paling mendasar adalah kurikulum dalam institusi pendidikan kurang relevan dengan kebutuhan industri pasar. Contoh, mereka yang lulusan SMA ketika ingin mencari pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya sementara dalam industri pasar kerja kemampuan mereka tidak sesuai dengan yang dibutuhkan. Untuk itu, institusi pendidikan butuh bekerja sama dengan industri agar kurikulum yang diajarkan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Disamping, para pekerja harus lebih proaktif dalam mengembangkan keterampilannya agar mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi saat ini.

Terlepas dari hal itu, banyaknya pengangguran yang disumbangsikan oleh gen Z menunjukkan adanya keterbatasan lapangan pekerjaan. Artinya, negara telah gagal menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Tak dimungkiri, negara lebih cenderung memperhatikan investor dan pekerjanya, bahkan dipercayakan mengelola sumber daya alam.

Ini juga menunjukkan kegagalan sistem ekonomi kapitalisme neoliberal dalam mengatasi permasalahan pengangguran. Indonesia yang menganut sistem tersebut sama sekali tidak memiliki kemandirian dan kedaulatan dalam mengatasi permasalahan pengangguran di negerinya. Peran negara dalam sistem ini pun hanya sebatas regulator tanpa memiliki solusi yang komprehensif.  Parahnya, negara justru berkolaborasi dengan investor asing dalam pembangunan ekonomi untuk memeras keringat rakyat.

Maka wajar saja, mengapa aset-aset kekayaan di negeri yang teramat melimpah ruah ini justru dikuasai oleh para pemilik modal. Padahal, seharusnya negara mengambil alih mengelola sumber daya alam tersebut guna untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, negara sebagai pihak sentral dalam menyelesaikan persoalan umat, termasuk di antaranya menciptakan lapangan pekerjaan. Negara akan memastikan setiap laki-laki untuk bekerja dan memenuhi kebutuhan tanggungannya. Dengan begitu, kesejahteraan  seluruh rakyat akan terwujud. Lalu, bagaimana Islam memandang fenomena pengangguran di kalangan gen Z?

Melihat fenomena banyaknya pengangguran di kalangan gen Z, mencerminkan ketidakmampuan negara  menyediakan lapangan kerja yang cukup. Situasi ini sangat memperihatinkan, mengingat pertumbuhan penduduk Indonesia mengalami perkembangan pesat. Melansir dari World population review (Maret 2024), populasi Indonesia meningkat sekitar 2 juta penduduk dari tahun 2023 yang sebanyak 277 juta penduduk.

Islam memiliki solusi Komprehensif dalam mengatasi permasalahan pengangguran. Dalam kacamata Islam, pengangguran merupakan permasalahan umat yang harus sesegera mungkin dituntaskan. Sebab, permasalahan pengangguran tentunya berkaitan erat dengan kemiskinan dan hal ini tak terlepas dari timbulnya berbagai macam kejahatan dan meningkatnya kriminalitas.

Olehnya, solusi Komprehensif yang Islam hadirkan untuk persoalan umat ini harus melibatkan peran negara sebagai regulator dan mampu meriayah rakyatnya agar tetap berada dalam taraf hidup sejahtera. Dan hal ini, membutuhkan seorang pemimpin (Khalifah) dalam mengatasi permasalahan tersebut. Mengingat, di pundak seorang pemimpin terdapat amanah yang wajib ditunaikan dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan rakyatnya.

Sebagaimana dalam sebuah hadits menyatakan "Imam (Khalifah) adalah raa'in (pengurus rakyat) dan dia bertanggung jawab atas kepengurusan rakyatnya". (HR. Al Bukhari)

Adapun langkah yang dilakukan oleh Khalifah dalam mengatasi permasalahan pengangguran adalah:

Pertama, dalam bidang pendidikan. Negara wajib menyediakan bahkan memfasilitasi sarana dan prasarana pendidikan gratis bagi setiap rakyatnya. Bahkan, mereka bebas memilih apa saja yang sesuai dengan kemampuan atau potensi yang dimiliki.  Tak hanya itu, negara akan memberikan keterampilan kepada rakyatnya terutama bagi laki-laki yang diwajibkan untuk bekerja.

Kedua, menyiapkan atau memberikan modal bagi rakyatnya yang ingin membuka usaha. Sumber dana ini bisa diambil dari Baitul mal,atau dengan memanfaatkan sumberdaya daya alam yang ada.

Ketiga, kewajiban bekerja hanya dibebankan kepada laki-laki saja, jika pun perempuan ingin bekerja hal ini dikecualikan atas izin dan ridho suami.

Keempat, membuka sektor industri yang bertujuan menyerap tenaga kerja dalam negeri  yang tentunya dikelola langsung oleh negara. Hal ini juga dimaksudkan agar tidak terjadinya ketimpangan dan pengangguran sehingga rakyat mudah untuk mendapatkan pekerjaan.

Pemanfaatan sumberdaya daya alam yang melimpah haruslah dikelola langsung oleh negara tanpa diserahkan kepada pihak swasta.  Hal ini akan mampu menyerap lapangan pekerjaan, karena bagaimanapun eksplorasi bahan mentah hingga pada pengelolaannya membutuhkan tenaga kerja yang cukup besar.

Demikianlah bagaimana Islam secara komprehensif menuntaskan permasalahan umat ini, dan tentunya dibutuhkan peran negara sebagai raa'in agar kesejahteraan rakyat dapat terpenuhi secara optimal. Hal ini hanya akan  terwujud tatkala negara menerapkan sistem Islam secara kaffah.

Wallahu A'lam Bishshowab

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel