Gen Z dalam Jeratan Kapitalisme

 



Nasrawati (Pegiat Literasi)

Generasi Z dalam Demokrasi-Kapitalisme terjerat gaya hidup materialistik?, maksudnya gimana sih?.  Dari pertanyaan tersebut, kita perlu pahami dulu arti Gen Z, lantas apa hubungannya sistem Kapitalisme-Demokrasi dengan gaya hidup materialisme. Yang mana kondisi Gen Z pada sistem saat ini sangat memprihatinkan.  

Jika dicermati, Generasi Z saat ini dikenal sebagai generasi yang bertumbuh dengan perkembangan dari teknologi digital misalnya internet.  Mereka pun bertumbuh dengan bahasa kekinian yang sering dijuluki agar terlihat modern dengan nama, " digital native". Alasannya karena tumbuh di era dimana sebuah konten dengan live streaming yang bisa diakses dimana saja bahkan kapan saja. Mirisnya, jika ada yang lagi trendnya,maka mereka pun berbondong-bondong untuk menampilkan segala cara agar tidak ketinggalan. 


Dilansir dari Kumparan.com (12/9/2024),  Fenomena Fear of Missing Out (FOMO) telah menjadi salah satu trend signifikan dikalangan Generasi Z. FOMO mencerminkan dampak besar interaksi berbasis teknologi terhadap psikologi dan perilaku  komunikasi individu, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda.


 *Akar Masalah* 

Kebanyakan generasi sekarang terjerat fenomena gaya hidup Fear of missing out (FOMO). FOMO telah menjadi salah satu tren signifikan di kalangan Generasi Z. Dengan kehadiran teknologi digital, terutama media sosial, kecenderungan untuk merasa tertinggal atau tidak terlibat dalam kegiatan yang dianggap penting menjadi semakin nyata. Dari perspektif komunikasi, FOMO mencerminkan dampak besar interaksi berbasis teknologi terhadap psikologi dan perilaku komunikasi individu, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda.


Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa begitu besar dampak dunia digital bagi Generasi Z yang mencari cara untuk menemukan hal-hal yang menurutnya menyenangkan. Hal ini bisa dilihat dari lagi trend sekarang, "Boneka Labubu" siapa sih yang nggak kenal dengan boneka tersebut dengan harga kisaran ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Banyak yang menginginkan benda tersebut dan mencari cara untuk mendapatkannya, kalau tidak punya dikatakan ketinggalan zaman. Contoh lain, adanya judi online dengan dihiasi berbagai aplikasi untuk menarik minat setiap orang.


Perkembangan zaman globalisasi membawa pengaruh besar bagi kalangan usia muda sekarang ini, apalagi saat ini berbasis era digital (media sosial), mereka takut akan ketinggalan zaman. Mereka pun kebanyakan hidup meniru gaya hidup orang lain. Generasi Z mencari jati diri supaya terkenal, hingga mengubah jati diri.  Yang lebih ironis adalah mereka tidak hidup apa adanya sesuai apa yang mereka butuhkan, akan tetapi mereka hidup mengikuti arus perjalanan walaupun tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan, dengan prinsip memaksakan sesuatu yang tidak semestinya.  


Inilah yang menyebabkan generasi muda kehilangan arah, kehilangan jati diri mereka dikarenakan sudah di doktrin dengan hal-hal yang tidak bermanfaat.  Kehidupan mereka pun jadi tidak tenang bahkan bisa menjadi kehilangan makna (arti) dari sebuah kehidupan yang sebenarnya. Hal ini disebabkan karena fenomena FOMO yang telah menjadi salah satu tren, salah satu penyakit yang sudah memviruskan secara signifikan di kalangan Generasi Z.


Dengan melihat kejadian ini yang sudah menjalar di kalangan muda, akar munculnya gaya hidup FOMO disebabkan karena adanya penerapan sistem Liberal-Kapitalis. Sebab awalnya saja bermula dari yang sistem rusak sehingga mengakibatkan gen Z bergaya hidup bebas tanpa ada aturan, hedonistik (kesenangan) dan konsumerisme dari kalangan tersebut. Semua yang menjadi kesenangan sesaat telah mendominasi dan menjadi prioritas utama bagi mereka yang tidak berpegang teguh pada prinsip mabda Islam. 


 *Solusi Islam* 


Patut diperhatikan dengan seksama untuk mewujudkan Daulah Islam adalah melalui dakwah dengan mengemban qiyadah fikriyah Islam. Karena hanya Islamlah satu-satunya yang bisa memperbaiki rusaknya dunia. Mengingat kebangkitan yang sebenarnya tidak akan tercapai kecuali dengan Islam.  Oleh sebab itu, dibutuhkan keberanian, kekuatan dan pemikiran. Menentang dari setiap perkara yang bilamana ada bertentangan dengan ide ataupun metodenya.


Apalagi bagi kalangan Generai Z yang cepat sekali terkena virus" ikut-ikutan" ada saja hal-hal baru yang langsung dengan sigap berpartisipasi tanpa melihat apakah itu bermanfaat atau tidak. Yang terpenting dari pemikiran mereka adalah bisa mengikuti trend dan tidak ketinggalan berbagai informasi terbaru. 


Karenanya, untuk mengantisipasi hal tersebut maka ada baiknya memfilter segala sesuatu yang sifatnya akan menjadi trending dalam perkembangan zaman. Jangan karena lagi boomingnya sesuatu sehingga mau saja untuk mengikuti semuanya, yang juga bisa berdampak kerugian bagi setiap manusia, khususnya kalangan usia muda. 


Walaupun lahir di kalangan gen Z , setidaknya bisa memilih yang mana baik untuk diikuti dan harus ditinggalkan. Semoga kita semua bisa lebih pandai dalam menggunakan sosial media, bukan hanya ikut-ikutan mengikuti arah trend yang terjadi saat ini. 


Boleh gaul asal taat dan adab dipakai. Jadilah kalangan muda yang bukan saja pandai mengikuti trend melainkan pandai dalam menebarkan syiar islam.  Inilah pentingnya ilmu agama.  Karena dengan paham agama maka standar kehidupan yaitu halal haram.  Lebih jauh lagi, generasi Islam harus sadar bahwa musuh-musuh Islam memiliki berbagai trik untuk menjauhkan mereka dari ajaran agama.


Ingat selalu firman Allah swt,”Orang-oran Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.  Katakanlah : “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”.  Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Alah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu” (QS Al Baqarah : 120).


Semoga sistem Islam segera kembali tegak dan para generasi terhindar dari perbuatan yang melanggar syariat. Wallahu’alam bishowab.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel