Kerusakan Generasi, Islam Solusi Fundamental

 


Oleh : Noviyanti 

Generasi saat ini, kian hari makin rusak dan mengerikan. Kehidupannya tidak jauh bahkan sangat dekat dengan tindak kriminal, sadis lagi bengis. Padahal, generasi muda seharusnya menjadi usia cemerlang dalam karakter, akhlak, prestasi dan kebaikan yang kelak akan menjadi para pemimpin umat, pembaru dan agent of change yang akan mengantarkan umat sebagai umat terbaik bagi dunia. 

Seperti beberapa hari terakhir ini, warga di Kabupaten Musi Rawas (Mura) Sumsel diresahkan dengan aksi pencurian sepeda motor (Curanmor) dan juga begal. Penyidikan yang dilakukan oleh tim Landak Satreskrim Polres Musi Rawas akhirnya berhasil meringkus 2 tersangka. 

Tersangka diamankan lantaran merampas satu unit sepeda motor merk Yamaha NMAX warna merah nopol A-4412-DJ, milik RN (23) yang sepat viral di media sosial, lantaran aksinya terekam kamera. Dari pengakuan tersangka Endik, bahwa sepeda motor milik korban dijual di Kepala Curup Kecamatan Padang Ulak Tanding Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu (tribunnews.com/02-11-2024)

Kasus lain, peristiwa kelam yang menimpa seorang siswi SMP di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan (Sumsel) yang dijual oleh temannya sendiri ke pria hidung belang. Peristiwa itu terjadi pada, Sabtu 19 Oktober 2024.

Dari pengakuan tersangka, bermula saat Bunga diajak pelaku IL untuk menonton konser "Andika Kangen Band" di Taman Olahraga Megang (TOM) di Lubuklinggau. Setelah selesai menonton, korban diajak pelaku ke sebuah hotel. Ketika berada di dalam kamar sendirian, tiba-tiba datang seorang pria dewasa, karena ketakutan korban hanya bisa pasrah (tribunnews.com/3-11-2024).

Dari kedua kasus ini dapat kita lihat, adanya suatu kebobrokan generasi yang semakin parah. Maka, peristiwa memilukan ini harusnya menjadi alarm keras. Mengapa generasi muda bisa melakukan tindak kriminal seperti ini ?.


Penyebab Rusaknya Generasi 

Tindak kriminal dan aksi brutal di kalangan generasi muda ini bukan sekali saja terjadi, tetapi sudah berulang kali terjadi hal yang sama. Penyebabnya adalah sistem sekularisme, dimana sistem ini yang jauh dari aturan Islam. Artinya, solusi preventif dan kuratif tidak akan efektif, apalagi selama sistem sekularisme masih mendominasi kehidupan hari ini yang menjadi akar masalah kerusakan generasi.

Sistem ini melahirkan generasi amoral, bersifat parasit, dan daya rusaknya sangat dahsyat. Standar hidupnya tidak lagi berpegang teguh pada agama, tetapi berorientasi pada keberhasilan yang bersifat materi. Kerusakan generasi ini sangat berimbas bukan hanya keluarga, masyarakat, tetapi juga negara. 

Pertama, keluarga. Keluarga merupakan kunci di dalam pembentukan kepribadian anak. Tidak stabil nya dalam kehidupan keluarga, kurangnya perhatian orang tua, dan pola asuh yang salah, membuat  pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak akan berdampak negatif. 

Kedua, masyarakat. Situasi yang aman dan tentram dalam masyarakat sangat diperlukan untuk membentuk kesalehan pada kepribadian seorang anak. Sehingga  masyarakat dapat mengontrol perilaku anak. Yang dalam sistem hari ini, cara pandang masyarakatnya cenderung menyalahi aturan Islam, seperti budaya pacaran, hedonistik, konsumtif, permisif, serta gaya hidup lib moeral. Bahkan, sebagian masyarakat menganggapnya sebagai bentuk modernisasi kehidupan. 

Ketiga, negara. Dengan kurikulum pendidikan  terus berganti tidak berpengaruh positif bagi perilaku generasi. Karena kurikulum yang selama ini berasaskan pada akidah sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan. Sejatinya tujuan pendidikan akhirnya tidak bisa tercapai untuk membangun karakter baik. 

Alhasil, harus adanya perombakan dan evaluasi terhadap keluarga, masyarakat dan negara dalam sistem yang diterapkan saat ini, yakni sistem sekuler kapitalisme.


Solusi Fundamental 

Tentunya kita menginginkan generasi yang cerdas dan berkualitas serta yang berkarakter mulia. Generasi seperti ini dalam sistem kehidupan kapitalisme sekuler mustahil terwujud. Fakta membuktikan, kerusakan generasi semakin parah karena kehidupannya jauh dari Islam. Artinya, peran sistem sangat berpengaruh besar dan  mendukung dalam pembentukan generasi. 

Dalam Islam, ada tiga pilar solusi yang mendasar. Pertama, ketakwaan individu dalam pendidikan keluarga. Asas dalam mendidik anak itu di wajibkan bagi setiap keluarga muslim. Dengan pendidikan yang berbasis akidah Islam, maka akan terbentuk karakter iman dan taat yang dapat mencegah berbuat maksiat. Dan anak juga akan diajarkan tanggung jawab atas setiap perbuatan yang dilakukannya, sehingga akan terbentuk generasi yang menjadikan generasi bersikap dewasa dengan menjadikan halal haram sebagai asas perbuatan.

Kedua, pengkontrolan masyarakat dengan melalui kegiatan amar makruf nahi mungkar. Saling menasihati di antar masyarakat dapat mencegah berbuat kerusakan. Dengan begitu, fungsi masyarakat sebagai kontrol sosial dapat berjalan dengan baik. 

Ketiga, negara menerapkan sistem Islam secara menyeluruh (kaffah) di segala aspek kehidupan. Sistem pendidikannya diselenggarakan negara, sistem pendidikan yang berbasis akidah Islam untuk membentuk generasi berkepribadian Islam. Kebutuhan pokok rakyat wajib dipenuhi negara, sehingga masyarakat terhindar dari berbagai kejahatan. 

Tiga pilar ini lah yang akan melahirkan banyak generasi sukses, unggul dan cemerlang jika di terapkannya sistem Islam secara optimal dan menyeluruh. Keseimbangan ilmu ini terjadi karena menjadikan Islam sebagai asas dan sistem yang mengatur kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 


Wallahu'alam Bisshowab

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel