Menggugah Semangat Gen-Z dalam Meretas Kebangkitan Islam Kaffah

 


Oleh: Jelvina Rizka

Indonesia saat ini menghadapi krisis kesehatan mental di kalangan remaja, sebuah kondisi yang semakin mencemaskan. Berdasarkan laporan terbaru dari berbagai lembaga kesehatan, termasuk yang dikutip dari TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Realitas mengejutkan terungkap melalui Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS), survei kesehatan mental nasional pertama untuk remaja 10-17 tahun di Indonesia. Hasil survei menunjukkan satu dari tiga remaja Indonesia menghadapi masalah kesehatan mental, setara dengan 15,5 juta remaja. Survei Kesehatan Indonesia (2023), mengungkapkan depresi sebagai penyebab utama disabilitas pada remaja, dengan generasi Z (15-24 tahun) tercatat paling rendah dalam mengakses pengobatan. Kondisi ini dapat memicu peningkatan masalah sosial seperti bunuh diri dan penyalahgunaan zat terlarang. 

Di tengah gempuran budaya kapitalisme yang menekankan individualisme dan pencapaian materi, banyak remaja Gen-Z mengalami krisis mental dan hal ini tak lepas dari pengabaian negara dalam menyediakan lingkungan sosial yang sehat dan mendukung. Sistem kapitalisme-sekuler cenderung mengutamakan keuntungan ekonomi dan kebebasan individu tanpa memperhatikan kesejahteraan psikologis dan sosial masyarakat. Dalam sistem ini, pendidikan dan kesehatan mental kurang diperhatikan sebagai kebutuhan esensial, karena pemerintah lebih banyak menyerahkan pemenuhan kebutuhan tersebut pada pasar. Akibatnya, remaja terpapar tekanan ekonomi, sosial, dan budaya yang cenderung berorientasi pada prestasi materialistis, sementara dukungan untuk kesehatan mental minim. Tanpa regulasi dan peran negara yang kuat dalam mengontrol dampak kapitalisme terhadap kehidupan sosial, remaja kehilangan akses pada program-program yang mendukung pengembangan identitas dan kesehatan mental, sehingga menciptakan lingkaran masalah yang semakin sulit diatasi.

Fenomena ini menjadi tantangan serius bagi generasi muda atau Gen-Z yang diharapkan sebagai penerus bangsa. Namun, di sisi lain, kondisi ini membuka peluang baru untuk menyadarkan mereka akan pentingnya nilai-nilai Islam sebagai solusi yang bisa memberikan arah hidup, ketenangan, dan tujuan yang lebih bermakna, melampaui tuntutan materialistik sistem kapitalis yang mendominasi.

Dalam pandangan Islam, negara memiliki tanggung jawab besar untuk menciptakan lingkungan yang menyejahterakan baik, secara materi maupun spiritual bagi setiap individu, termasuk remaja. Islam menempatkan kesejahteraan umat sebagai prioritas utama, dan ini tercermin dalam sistem yang berbasis pada penerapan syariah secara kaffah. Dalam sistem Islam, negara berkewajiban menyediakan pendidikan yang holistik, yang tidak hanya menekankan aspek akademis, tetapi juga pembentukan karakter dan pemahaman agama yang mendalam. Negara juga akan memastikan adanya akses yang merata terhadap layanan kesehatan mental dan dukungan sosial, sehingga remaja dapat tumbuh dalam lingkungan yang mendukung keseimbangan emosional dan spiritual.

Dalam sistem ini, segala bentuk tekanan sosial yang berasal dari orientasi materialistis akan diminimalisasi, karena masyarakat diajak untuk memaknai kesuksesan hidup berdasarkan ketakwaan dan kontribusi bagi kemaslahatan bersama, bukan sekadar pencapaian materi. Dengan demikian, Islam menawarkan solusi yang komprehensif, dalam menciptakan masyarakat yang stabil dan berdaya, serta melindungi remaja dari dampak buruk budaya kapitalisme.

Solusi utama untuk mengatasi problematika kesehatan mental generasi muda dan tantangan lainnya adalah dengan menerapkan sistem kekhilafahan yang kaffah dan berlandaskan syariat. Khilafah memiliki peran sentral dalam memastikan setiap aspek kehidupan tanpa terkecuali dalam hal pendidikan, ekonomi, dan sosial, semuanya harus berjalan sesuai dengan ajaran Islam. Di bawah kepemimpinan khilafah, negara bertanggung jawab untuk mendidik masyarakat dengan nilai-nilai Islam, menyediakan dukungan psikologis berbasis jamaah, serta memfasilitasi lingkungan yang sehat dan berorientasi pada ketakwaan kepada Allah.

Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah: 208, “Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara kaffah (menyeluruh)”, ini mengindikasikan bahwa penerapan Islam secara sempurna akan menciptakan ketenangan jiwa dan kestabilan hidup. Dengan demikian, khilafah akan menjadi pelindung dan pembimbing bagi generasi muda untuk meraih hidup yang bermakna, bebas dari tekanan individualisme, serta menjadi generasi yang berdaya dan bermanfaat bagi umat.

Oleh karena itu, sistem khilafah hadir tidak hanya sebagai solusi politik, tetapi juga sebagai jalan hidup yang mampu memberikan keseimbangan spiritual dan material bagi masyarakat, termasuk generasi muda yang tengah menghadapi krisis mental akibat arus kapitalisme-sekuler. Dengan menerapkan Islam secara menyeluruh, khilafah memastikan bahwa setiap individu memperoleh haknya untuk berkembang dalam lingkungan yang mendukung kesehatan mental, sosial, dan moral, sehingga mereka memiliki pegangan yang kuat dalam menghadapi tantangan hidup. Hanya melalui kepemimpinan Islam kaffah inilah kesejahteraan sejati dapat diwujudkan, melindungi generasi penerus dari dampak negatif sistem yang ada dan membawa mereka menuju kehidupan yang penuh ketenangan serta keberkahan dari Allah SWT.


Wallahu A’lam Bissawab

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel