Maraknya Inses Menghancurkan Fungsi Keluarga

 


Oleh: Kak Marsya Irdina (Member Smart With Islam Bangil)  


Banyaknya kasus hubungan seks yang dilakukan sesama anggota keluarga akhir-akhir ini,  sontak membuat masyarakat kaget. Kasus ini benar-benar melenceng dari fitrah manusia, yang dimana fitrah manusia adalah saling melindungi satu sama lain, salah satunya sesama anggota keluarga. Gambaran keji ini adalah bukti nyata adanya pengabaian  terhadap aturan agama maupun masyarakat. Saat ini, agama hanya diterapkan di kalangan individu saja, tetapi tidak digunakan untuk mengatur hubungan antar keluarga, hubungan pergaulan antara laki-laki dan perempuan. 

Mengapa hal ini bisa terjadi? Semua ini adalah buah penerapan sistem sekuler kapitalis yang menyebabkan lemahnya iman manusia. Kasus inses bisa terjadi terutama karena kondisi yang jauh dari agama. Bisa jadi di antara mereka beragama, tetapi sayangnya, itu hanya tertera di KTP saja. Dalam kehidupan sekuler kapitalis, agama tidak menjadi pondasi kehidupan. Akibatnya, kehidupan masyarakat cenderung mengagungkan liberalisme, paham yang membebaskan manusia dalam memenuhi kebutuhannya semau hatinya. Dampaknya, mereka tidak lagi berpikir pada siapa mereka menyalurkan naluri, entah pada saudara atau bukan, ibu atau ayah, yang penting hasratnya terpenuhi.

Islam menetapkan keharaman  inses sehingga wajib dijauhi. Inses merupakan kejahatan yang luar biasa. Inses bisa menghancurkan kehidupan, termasuk fungsi keluarga. 

Pertama, inses merusak fungsi reproduksi yang dimana keluarga adalah pintu bagi pasangan untuk menghalalkan hubungan. Dalam fungsi ini, keluarga akan mendapat keturunan, namun inses membuat fungsi ini tidak lagi berjalan sebagaimana mestinya. Nasab antara orang tua dan anak menjadi tidak jelas dan rusak. 

Kedua, merusak fungsi edukasi. Inses membuat fungsi ini menjadi tidak berjalan. Mereka tidak lagi berhubungan karena rasa hormat atau kasih sayang yang benar, melainkan sebatas nafsu seksual laki-laki dan perempuan. 

Ketiga, merusak fungsi protektif. Keluarga yang seharusnya sebagai tempat aman bagi anak-anak  justru menjadi sasaran kejahatan orang tuanya hingga mereka tidak berdaya untuk meminta pertolongan kepada selainnya. 

Keempat, merusak fungsi rekreatif. Keluarga sebagai tempat untuk menumbuhkan rasa bahagia bagi setiap anggotanya, namun karena adanya inses dapat merusak semua itu. Pelaku dan korban menjadi tidak tenang, bahkan bisa saja mengalami depresi. Tidak ada lagi ketenangan dan kebahagiaan, yang ada hanya rasa bersalah dan ketakutan. 

Kelima, fungsi religius. Keluarga seharusnya mampu memberikan ilmu-ilmu tentang agama supaya dapat mengenali agamanya. Sebaliknya, inses membuktikan bahwa mereka sama sekali tidak paham akan agama. 

Islam adalah solusi untuk mengatasi kasus inses tersebut, yakni dengan menekankan pendidikan berbasis akidah di dalam keluarga sehingga menghasilkan manusia yang kuat akan iman juga membuat manusia takut kepada Allah di segala kondisi. Adanya amar makruf nahi munkar bisa menjadi solusi dalam menjaga kemuliaan manusia. Selain itu, dalam Islam, negara juga wajib menanamkan dan menjaga keimanan setiap warganya. Penjagaan tersebut berbentuk penerapan sistem pendidikan Islam, sistem pergaulan Islam, sistem sanksi Islam, hingga sistem ekonomi Islam. Penerapan sistem Islam yang menyeluruh akan menjaga masyarakat (termasuk keluarga) dari kejahatan apa saja. Solusi ini yang seharusnya diterapkan agar mampu memutus mata rantai kasus inses dan yang semisal.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel