Solusi Jihad Untuk Kemerdekaan Palestina
Oleh : Renia Ningsih Razak (Pegiat Literasi)
Kita ketahui bersama bahwa situasi di Gaza makin bertambah parah dan memprihatinkan. Sudah setahun lebih Genosida yang dilakukan oleh Zionis Yahudi Israel masih terus terjadi. Padahal sudah dilakukan gencatan senjata, tetapi zionis tetap melanggar aturan tersebut sehingga korban terus berjatuhan makin bertambah setiap harinya. Selain itu, keadaan makin memburuk akibat blokade yang dilakukan negara-negara sekitar Palestina sehingga makanan dan obat-obatan tidak bisa sampai ke masyarakat Gaza.
Dilansir dari CNBCIndonesia (29/6/2025), Otoritas Kesehatan Gaza menyebutkan jumlah korban tewas Palestina di Jalur Gaza meningkat menjadi 56.412 orang, dengan 133.054 orang lainnya terluka sejak pecahnya konflik antara Hamas dan Israel pada 7 Oktober 2023.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dilaporkan telah menyepakati rencana kesepakatan untuk mengakhiri perang di Gaza. Trump dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyepakati rencana gencatan senjata di Gaza yang akan diterapkan dalam tempo dua pekan ke depan.
Akar Masalah
Genosida yang dilakukan Zionis Yahudi Israel terhadap Palestina-Gaza, disebabkan karena mereka ingin merampas, merebut atau mengambil tanah Palestina. Mereka merasa itu hak mereka, padahal Zionis Yahudi Israel hanyalah pendatang yang diizinkan untuk tinggal di Palestina.
Karena sejak awal berdirinya, entitas Zionis yang didirikan di negeri-negeri muslim tersebut dikatakan telah bertindak sesuai dengan tujuan dan landasan ideologis yang ditetapkan oleh para pendirinya. Mereka yang menanam dan terus mempertahankan kekuatan pendudukan ini telah melakukannya dengan cara yang sangat terkoordinasi dan strategis, baik pelindung internasional entitas ini maupun entitas itu sendiri tidak menyimpang dari misi awalnya. Sehingga Presiden Erdogan yang selama bertahun-tahun menyatakan Palestina sebagai “garis merah”dalam kampanye pemilihannya, memperoleh dukungan yang cukup besar dengan deklarasi tersebut. Namun, terlepas dari pernyataan tersebut, tidak ada langkah substansial yang diambil baik dalam kebijakan dalam negeri maupun luar negeri untuk berkontribusi secara berarti bagi pembebasan Palestina.
Maka dari itu, tentara Zionis merasa punya wewenang atas tanah tersebut, karena dukungan dari negara Barat antara lain dari AS, padahal Zionis Yahudi Israel sama sekali tidak memiliki hak atas tanah Palestina. Kita melihat bagaimana mereka memperlakukan masyarakat Palestina, memblokade jalan masuknya bantuan untuk kaum muslim di Gaza.
Atas Genosida dan lokade tersebut, membuat kaum muslim Palestina semakin terpuruk dan menyebabkan banyaknya korban jiwa, bahkan setiap jam ada korban jiwa maupun luka-luka.
Disisi lain, dibukanya pintu masuk untuk bantuan ke Gaza berupa makanan dan bahan lainnya, ternyata di dalam bantuan tersebut tepatnya tepung terigu terdapat campuran narkoba. Sungguh miris, pendertaan saudara kita di Palestina semakin parah. Sungguh biadab kaum Zionis Yahudi Israel dan antek-anteknya.
Semakin miris karena pengkhianatan saudara muslim kita, yaitu para penguasa negeri muslim. Pada saat umat Islam Gaza bersimbah darah akibat genosida Zionis, para penguasa muslim justru membuat kesepakatan normalisasi hubungan dengan Zionis. Bahkan, saat darah berceceran di tanah kaum muslim Gaza, disaat itulah mereka berjabat tangan dengan mesra dan tersenyum lebar.
Solusi Islam
Tentunya kita semua menginginkan agar Palestina segera merdeka, agar kehidupan masyarakat bisa kembali normal. Banyak dukungan yang dilakukan masyarakat dunia termasuk melakukan perjalanan menuju Gaza. Akan tetapi perjalanan tersebut harus terhenti dan mereka tertahan untuk melanjutkan perjalanan mereka. Padahal tujuan mereka adalah untuk membantu masyarakat di Palestina memberikan bantuan bahan makanan dan lainnya.
Oleh karena itu, kemerdekaan Palestina secara hakiki bukanlah sebuah kemustahilan karena pernah terwujud secara nyata, bukan dengan solusi yang ditawarkan negara-negara imperialis Barat misalnya two state solution, tetapi menggunakan solusi Islam.
Realitasnya tampak secara terang benderang dalam bentangan sejarah Khilafah sejak masa Khulafaur Rasyidin hingga Utsmaniyah. Khilafah akan membebaskan Palestina dengan cara menyatukan negeri-negeri muslim dan memimpin jihad akbar (jihad fii sabilillah). Sedangkan Khalifah akan mengerahkan militer beserta alat persenjataan perang sebanyak apa pun yang dibutuhkan untuk mengalahkan Zionis dan negara-negara yang mendukungnya.
Dengan begitu, kemerdekaan Palestina akan segera terwujud dan mendatangkan kehancuran bagi Zionis Yahudi Israel dan negara pendukungnya. Semoga sistem Islam/khilafah segera tegak kembali. Wallahu’alam bishowab.