Gen Z dan Perannya dalam Perjuangan Penegakan Islam

 


Oleh: Muli Aprida (Aktivis Muslimah Kalsel)

Generasi muda atau Gen Z di Indonesia sekarang ini seringkali menjadi topik pembahasan di berbagai media. Generasi yang masa pertumbuhannya beriringan dengan perkembangan teknologi ini tak lepas juga dari berbagai persoalan.

Dikatakan bahwa sebanyak 9,9 juta gen Z di Indonesia masih tergolong pengangguran (radarjogja.jawapos.com pada 23/10/2024 lalu), belum lagi yang masih duduk di bangku perkuliahan harus menghadapi UKT yang kian mahal. Fenomena ini membuat para gen Z tersibukkan dengan pemikiran soal perekonomian mereka, berbagai cara pun dilakukan untuk mengatasi persoalannya. 

Disisi lain teknologi yang terus berkembang pesat juga menimbulkan pengaruh-pengaruh buruk bagi para gen Z, seperti terjebak dalam gaya hidup yang rusak, FOMO, juga terganggunya kesehatan mental. Bahkan sampai ada remaja yang bunuh diri di daerah Bekasi pada Selasa (kompas.com 22/10/2024 ) menggambarkan kerapuhan mental Gen Z.

Teknologi seharusnya dapat memberikan berbagai kemudahan, namun juga dapat menimbulkan kerusakan jika penggunanya tidak memanfaatkan dengan tepat. Alhasil karena kurangnya edukasi dan sistem yang tidak membendung arus negatif dari teknologi membuat para penggunanya termasuk gen Z menjadi candu dan menimbulkan efek negatif lainnya.

Fenomena-fenomena di atas merupakan dampak dari adanya sistem demokrasi kapitalisme yang melahirkan aturan-aturan rusak. Sistem ini membuat kurangnya filterisasi terhadap media-media, seperti media sosial, platform digital sehingga banyak konten yang tidak pantas dapat diakses oleh para Gen Z. Akibatnya para Gen Z mengalami kerusakan moralitas bahkan terganggunya kesehatan mental. Sistem ini juga menjadikan sistem perekrutan lapangan kerja yang dinilai begitu sulit, namun beban ekonomi terus bertambah. Hal-hal seperti ini tentunya mempengaruhi pola pikir dan pola sikap para Gen Z.

Gen Z atau generasi pemuda ini sebenarnya memiliki potensi-potensi yang besar untuk kemajuan bangsa ini. Namun hal ini perlu dukungan dari berbagai pihak, tidak hanya dari rumah, namun juga dari pendidikan, lingkungan. Itu semua hanya bisa dilakukan dengan adanya dukungan dari Negara. Generasi muda memiliki modal besar sebagai agen perubahan, sebagaimana para pemuda dulu yang berjuang demi kemerdekaan, sebagaimana Muhammad Al Fatih yang berhasil menaklukan konstantinopel di usia mudanya, dan masih banyak tokoh-tokoh lain yang gemilang saat usia masih muda. Maka generasi pemuda sekarang pun juga bisa melakukan hal yang sama termasuk membangun sistem kehidupan yang shahih.

Sistem demokrasi membuat Gen Z terbuai dengan kenyamanan semu, betapa banyak mereka yang kecanduan smartphone, game online, suka rebahan dan akhirnya dampak-dampak buruk terus menguliti mereka. Gen Z akhirnya terjauhkan dari pemahaman Islam sehingga juga terjauhkan dari perubahan hakiki dengan Islam Kaffah. Padahal sistem Islam inilah yang akan menyelamatkan mereka dan generasi setelahnya dari  berbagai kerusakan yang ada.

 Akidah Islam akan menjadi 

landasan dalam baik-buruknya suatu media. Sehngga sistem Islam akan menjaga generasi kita dari pengaruh-pengaruh buruknya teknologi dan budaya-budaya yang merusak.

Gen Z yang merupakan agen perubahan perlu dibina dengan pemahaman-pemahaman Islam yang shahih, agar menjadi seseorang yang memiliki kepribadian Islam dengan pola pikir dan pola sikap yang islami. Tergerak untuk senantiasa menjadi pembela Islamserta membangun peradaban Islam. Wallahualam bishowab

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel