PENERAPAN KAPITALISME ADALAH BIANG KEROK KEMISKINAN

 


Oleh: Dhiyaul Haq (Praktisi Pendidikan)

Pada pertemuan W20 yang digelar di Rio de Janeiro, Brasil 31 September hingga 4 Oktober 2024, Wakil Ketua Bidang Hubungan Internasional Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Farahdibha Tenrilemba menekankan pentingnya peran perempuan dalam upaya pengentasan kemiskinan.

Farahdibha menyatakan peran perempuan sangat krusial dalam meningkatkan ekonomi keluarga dan mempertahankan kesejahteraan masyarakat, terutama di negara-negara berkembang.

Ia menyampaikan pandangannya di hadapan perwakilan perempuan dari berbagai negara, termasuk Australia, India, Kanada, dan Brazil, serta negara-negara lainnya pada forum W20 tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga membagikan pengalaman Indonesia dalam menjalankan program-program pengentasan kemiskinan yang dinilai menunjukkan keberhasilan secara signifikan.

"Di Indonesia, kami melihat program-program pemerintah dalam pengentasan kemiskinan berhasil berkat sinergi baik antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk perempuan sebagai motor penggerak ekonomi keluarga," ujar Farahdibha, Rabu (2/10).

Ia juga menekankan diperlukan koordinasi lebih kuat antar pemangku kepentingan, terutama dalam hal pengumpulan data secara akurat dan berkelanjutan, untuk mendukung dan memperkuat program pengentasan kemiskinan di seluruh lapisan masyarakat.

Permasalahan kemiskinan tak kunjung selesai. Alih alih angka kemiskinan mengecil justru semakin melebar. Upaya yang dilakukan tak kunjung membuahkan hasil. Betul, ada Upaya yang dilakukan dunia melalui organisasi internasional, tapi gagal mewujudkan kesejahteraan. 

Solusi pemberdayaan Perempuan bukan lah Solusi tuntas untuk menyelesaikan kemiskinan yang makin hari kian merajalela. Tapi, negara lah harusnya yang mengambil peranan pentingnya sebagai pengatur dan pelayan rakyat. Sayangnya dalam sistem kapitalisme melayani rakyat adalah bukan hal yang lumrah. Sebaliknya masyarakatlah yang menjadi babu di negara sendiri dan pemerintah yang dilayani oleh rakyat.

Pasalnya sumber Solusi yang ditawarkan adalah kapitalisme, sistem yang hanya menguntungkan para kapital,  rakyat diabaikan, bahkan harus berjuang sendirian.  Sistem ini adalah sistem yang rusak yang mustahil mewujudkan kesejahteraan secara merata.  Sistem ini membuat negara tidak hadir mengurus rakyat Apalagi Ukuran kesejahteraan ditetapkan secara kolektif dengan pendapatan perkapita, merupakan ukuran semu.  Tak mungkin mewujudkan kesejahteraan yang nyata. 

Standar kemiskinan di Indonesia pun dibuat semakin rendah. Standar rendah ditujukan supaya angka kemiskinan terlihat ada penurunan dan negara terlihat “seolah oalah kerja untuk rakyat”. Hal itu menunjukkan bahwa negara abai terhadap kondisi rakyatnya, bahkan seolah bukti bahwa kesejahteraan rakyat bukan hal utama yg diperhatikan oleh negara. Islam menjadikan penguasa untuk mengurus rakyat dan menjamin kesejahteraannya orang per orang  sehingga dapat hidup layak dan tercukupi semua kebutuhan dasarnya. Islam memilki mekanisme untuk menjamin kesejahteraan rakyat dan menjauhkannya dari kemiskinan.  Apalagi kemiskinan dapat  memicu tindak kriminal yang membahayakan umat.

Islam sangat menjaga kaum muslimin untuk terhindar dari kemiskinan, Kenapa? Karena Islam meriayah (mengatur) masyarakat dengan amat teratur sesuai syariat Islam.  Rasulullah SAW. bersabda:

الإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya” (HR al-Bukhari).

Nabi Muhammad Saw. juga bersabda:

إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

”Sesungguhnya al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll)

Sistem ekonomi Islam adalah sosok yang sempurna. Negara berperan penuh dalam menjaga perekonomian stabil dan memberikan pelayanan maksimal kepada rakyatnya. Sebaliknya Demokrasi adalah sistem buatan manusia yang menyengsarakan rakyat.

Sistem ekonomi Islam tidak bisa diterapkan tanpa ada Negara Khilafah yang akan menerapkan aturan-aturan Islam secara kaffah dalam kancah kehidupan. Pemimpin dalam Negara khilafah disebut Khalifah. Terbukti di era kekhilafaha  Umar bin Abdul Aziz berhasil menuntaskan kemiskinan sehingga tidak ada masyarakat yang berhak menerima zakat.  

_Wallahu a’lam bi ash-showab_

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel