Menghadapi Banjir di Kalimantan Selatan: Solusi Holistik dari Sistem Islam untuk Generasi Sehat dan Berkualitas
Oleh; Nur Zahra Al Khoir (mahasiswi Kalsel)
Fakta yang Terjadi di Era Kapitalisme
Sisi buruk dari sistem kapitalisme yang kita rasakan saat ini adalah eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan demi keuntungan ekonomi. Contohnya adalah deforestasi dan pertambangan yang dilakukan tanpa mempertimbangkan kelestarian lingkungan.
Hal ini menyebabkan kerusakan ekosistem, termasuk hutan yang berfungsi sebagai penahan air. Deforestasi dan pertambangan yang tidak terkontrol mengakibatkan hilangnya kemampuan tanah untuk menyerap air, yang pada akhirnya memicu banjir.
Jelaslah Islam satu-satunya sistem kehidupan yang mampu menjadi solusi atas semua permasalahan manusia. Dibawah kepemimpinan Islam, mewujudkan generasi sehat dan berkualitas pasti akan sangat mudah terwujud. Sistem Islam, dengan landasan Al-Quran dan Sunnah, memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan kesejahteraan rakyatnya.
Salah satu tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia, khususnya di Kalimantan Selatan, adalah bencana banjir yang terjadi secara periodik. Bencana ini bukan hanya mengakibatkan kerugian materiil, tetapi juga menghambat proses pendidikan dan kesehatan, serta mengancam keselamatan jiwa. Opini ini akan membahas peran pemerintah Islam dalam mengatasi banjir di Kalimantan Selatan dengan fokus pada aspek pencegahan, penanganan, dan pemulihan, guna mewujudkan generasi sehat dan berkualitas.
Berita tentang banjir yang melanda Kalimantan Selatan, merendam ribuan rumah dan mengganggu aktivitas warga, seperti yang diberitakan oleh Media Indonesia pada 27 Desember 2024, merupakan bukti nyata dari dampak buruk perubahan iklim yang semakin nyata. Kejadian ini tak hanya menghadirkan kerugian material, namun juga mengancam keselamatan jiwa dan menjadi alarm bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan memperkuat upaya mitigasi bencana.
Pencegahan Banjir: Menjaga Alam sebagai Amanah
Islam mengajarkan pentingnya menjaga alam sebagai amanah Allah. Oleh karena itu, pemerintah Islam memiliki kewajiban untuk mencegah terjadinya bencana banjir dengan langkah-langkah preventif, seperti:
- Konservasi Hutan: Melindungi dan melestarikan hutan sebagai penyangga air dan pencegah erosi. Hal ini dapat dilakukan melalui program reboisasi, penegakan hukum terhadap perambahan hutan, dan pengembangan sistem pengelolaan hutan yang berkelanjutan.
- Pengelolaan Sungai: Menerapkan sistem pengelolaan sungai yang terpadu, meliputi pengerukan sungai, pembangunan tanggul, dan pengaturan debit air untuk mencegah luapan.
- Tata Ruang dan Pembangunan: Membangun sistem tata ruang yang berwawasan lingkungan, dengan memperhatikan faktor-faktor risiko bencana banjir. Pembangunan infrastruktur dan pemukiman harus mempertimbangkan lokasi yang aman dan tidak rentan terhadap banjir.
Penanganan Banjir: Memprioritaskan Keselamatan dan Kemanusiaan
Ketika banjir terjadi, pemerintah Islam wajib memprioritaskan keselamatan dan kemanusiaan. Hal ini dapat diwujudkan dengan:
- Sistem Peringatan Dini: Membangun sistem peringatan dini yang efektif dan mudah diakses oleh masyarakat, agar mereka dapat melakukan evakuasi dini dan meminimalkan dampak banjir.
- Evakuasi dan Penampungan: Mempersiapkan tempat penampungan yang layak dan aman bagi warga yang terdampak banjir, serta menyediakan bantuan logistik dan medis yang memadai.
- Penyelamatan dan Bantuan: Menugaskan tim penyelamat yang terlatih untuk membantu warga yang terjebak banjir, serta memberikan bantuan segera bagi korban banjir.
Pemulihan Pasca Banjir: Membangun Kembali dengan Lebih Tangguh
Pasca banjir, pemerintah Islam memiliki peran penting dalam membantu masyarakat pulih dan membangun kembali kehidupan mereka. Ini dapat dilakukan dengan:
- Rehabilitasi dan Rekonstruksi: Membangun kembali infrastruktur yang rusak dan memperbaiki rumah warga yang terdampak banjir.
- Pemulihan Ekonomi: Memberikan bantuan ekonomi bagi warga yang kehilangan mata pencaharian akibat banjir, dan mendorong peluang usaha baru yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.
- Pemulihan Psikologis: Memberikan layanan psikologis dan konseling bagi warga yang mengalami trauma pasca banjir, agar mereka dapat mengatasi dampak psikologis dan kembali menjalani kehidupan normal.
Generasi Sehat dan Berkualitas: Misi Utama Kepemimpinan Islam
Dengan menerapkan sistem Islam dalam penanganan banjir, pemerintah dapat menciptakan generasi sehat dan berkualitas. Melalui pencegahan banjir, masyarakat terhindar dari risiko penyakit akibat air kotor dan sanitasi yang buruk. Penanganan banjir yang cepat dan tepat menjamin keselamatan jiwa dan mengurangi dampak psikologis yang negatif. Pemulihan pasca banjir membantu masyarakat kembali sejahtera dan memiliki kesempatan untuk menjalani hidup yang lebih baik.