Menghentikan Penderitaan Anak Gaza, Butuh Tentara dan Negara

 


Oleh: Aurora Ridha (Aktivis Muslimah Kalsel)

Telah kita ketahui bersama bahwa penderitaan kaum muslimin yang ada di Palestina khsuusnya di Gaza terutama untuk anak-anaknya sangatlah mengenaskan. Bagaimana tidak, anak-anak yang ada di Gaza harus terenggut nyawanya karena kebiadaban yang dilakukan oleh para zionis Israel kepada penduduk yang ada di Gaza. Zionis Israel ketika melakukan peperangan sejatinya melanggar aturan karena dalam peperangan, zionis Israel tidak hanya membunuh orang tuanya saja namun melainkan juga membunuh anak-anak di Gaza.


Sebagaimana yang disampaikan oleh Komisioner Jenderal Badan PBB untuk Pengusngsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, pada hari Minggu 22 Desember lalu mengatakan bahwa Israel telah melanggar semua aturan perang di Jalur Gaza. Lazzarini menyoroti pelanggaran yang terus dilakukan Israel di jaur Gaza yang teah melancarkan serangan militer selama 14 bulan terakhir ini. (tirto.id, 13/01/25)

Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) juga mengatakan bahwa dalam setiap jam, satu anak tewas di jalur Gaza akibat serangan brutal yang dilkaukan oleh Israel. Dia mengatakan bahwa hal tersebut bukanlah hanya sekedar masalah angka namun melainkan nyawa yang terputus. (Barisatu.com, 13/01/25)

Dalam perang yang dilakukan oleh Israel terhadap Gaza khususnya, setidaknya ada 17.492 anak yang dilaporkan tewas dalam hampir 15 bulan konflik yang telah menghancurkan sebagaian besar daerah yabg ada di Gaza tersebut menjadi puing-puing. (www.cnnindonesia.com, 13/01/25)


Berdasarkan hal ini, sejatinya kaum muslimin tidak bisa berharap lagi kepada dunia internasional karena pada faktanya sampai saat ini kondisi di Gaza tidak bisa terselesaikan, justru kebiadaban yang dilakukan oleh zionis Israel terhadap Gaza semakin menjadi-jadi.


Kondisi Palestina terutama di Gaza saat ini tidak bisa terselesaikan karena para para pemimpin saat ini hanya kerap menjadikan isu Palestina sebagai sebuah pencitraan dan bahkan mengambil solusi dari dua negara arahan Barat yakni “kapitalisme” yang jelas-jelas tidak dapat menyelesaikan permasalahan permasalahan yang ada di Palestina. Sejatinya dalam system kapitalisme inilah yang telah memberikan peluang dan jalan yang mulus kepada para penjajah zionis untuk membunuh anak-anak yang ada di Gaza.


Melihat kondisi palestina terutama jalur Gaza pada saat ini, kaum muslimin harus memiliki agenda tersendiri, yakni menyatukan pemikiran dan perasaan baru kemudian menggerakkan pemuda-pemuda yang ada di Timur Tengah untuk bangkit dan bergerak untuk membaskan kaum muslimin yang ada di Palestina. Namun hal ini hanya bisa dilakukan oleh partai politik Islam ideologis yakni dalam mengambil fikrah dan thariqah dakwah hanya berlandaskan pada ideologi Islam semata sehingga muncul pemahaman yang benar terkait sebuah masalah dan solusi untuk menyelesaikannya termasuk penjajahan yang terjadi di Palestina.


Para pemuda dalam kader dakwah ideologis lah yang akan menuntut tegaknya khilafah. Karena dengan demikian meraka akan mengangkat seorang khalifah (pemimpin) untuk memimpin kaum muslimin dan bersama-sama dalam membebaskan Palestina.


Dalam Islam, seorang pemimpin (khalifah) berperan sebagai junnah (perisai) bagi umatnya. Dalam hal ini seorang pemimpin dalam Islam tidak hanya akan membebaskan anak-anak yang ada di Gaza saja namun juga semua anak-anak yang ada di negeri-negeri lainnya seperti Sudan, Lebanon, Myanmar, Suriah, dan Yaman.


Agenda ini harus menjadi agenda kaum muslimin terutama bagi para pemuda karena seluruh kaum muslimin harus memahami tuntunan Islam yang shohih dalam menyelesaikan permasalahan penjajahan yang ada di Palestina. Karena hanya dengan tegaknya syariat Islam dalam bingkai khilafah lah permasalahan di Palestina bisa terselesaikan.

Wallahua’lam bishawab

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel