Daya Beli Masyarakat Melemah, Islam Punya Solusi

 


Oleh: Rahma Z. S.

Ngaglik, Sleman, DIY


Dalam beberapa bulan pertama di tahun 2025, kondisi ekonomi masyarakat Indonesia menunjukkan penurunan. Daya beli masyarakat semakin lemah. Kondisi ini jika terus dibiarkan bisa berdampak serius terhadap stabilitas harga barang di pasaran. Akibatnya, fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) pun semakin marak terjadi di berbagai sektor. (disway.id, 28/04/2025)

Jika kita telaah, akar persoalan di atas tidak lepas dari sistem kapitalisme yang dijadikan landasan dalam pengelolaan negara. Ideologi ini menjadikan pertumbuhan ekonomi sebagai tujuan utama. Sementara, kesejahteraan rakyat seringkali diabaikan. Kebijakan negara lebih condong berpihak kepada para pemilik modal dan menyulitkan masyarakat luas.

Berbeda halnya dengan Islam. Ideologi Islam yang bersumber dari wahyu Allah swt. hadir sesuai dengan fitrah dan kebutuhan manusia. Dalam pandangan Islam, politik (as-siyasah) berarti menjaga dan mengatur kepentingan rakyat secara adil. Maka dari itu, dalam sistem pemerintahan Islam, negara wajib mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan para pemilik modal.

Islam pun menetapkan bahwa, laki-laki bertanggung jawab mencari nafkah. Sementara, negara memiliki kewajiban menyediakan lapangan pekerjaan yang memadai. Tidak diperlukan konsep upah minimum seperti yang diterapkan saat ini. Karena dalam Islam, kesepakatan gaji bersifat individu dan harus cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup pekerja dan keluarganya.

Negara Khilafah fokus pada kesejahteraan rakyatnya. Sehingga tidak perlu mengadopsi arahan dari pihak-pihak Asing. Sebab, campur tangan Asing hanya menjadi alat penjajahan gaya baru yang menghalangi kebangkitan Islam di negeri-negeri Muslim. Demikian penerapan sistem ekonomi berbasis syariat dapat memberikan solusi menyeluruh bagi persoalan ekonomi masyarakat.



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel