Racun Nasionalisme teraplikasi Perang Saudara
Oleh: Indriani, S.Pd
Aktivis Muslimah DIY, Ngaglik, Sleman
Negeri-negeri muslim semakin tersibukkan dengan nasionalisme. Batu-baru ini sedang terjadi perang antara India dan Pakistan. Menengok sejarah perjalanan hancurnya Khilafah Islamiyah tahun 1924 berdampak pada kemerdekaan Turki yang banyak menginspirasi negeri muslim lainnya untuk mereka secara semu di bawah bayang-bayang Inggris. Kemerdekaan demi kemerdekaan setiap negeri kaum muslim lengkap dengan seperangkat atribut lambang negara, lagu kebangsaan, terlebih bendera kebangsaan telah memalingkan jauh dari rasa persaudaraan seiman dan seakidah kaum muslimin. Itupun yang kini terjadi di wilayah Pakistan dan India.
Sejauh ini, Pakistan telah tiga kali berperang karena sengketa Kashmir sejak merdeka dari Inggris pada tahun 1947. Terjadi pula puncak perang dingin, Uni Soviet mendukung India, sementara Amerika dan China mendukung Pakistan. Hari ini perang Pakistan dan India mejadi ajang ujicoba alutsista China. Perang saudara yang sangat disayangkan, hanya untuk kepentingan sebuah slogan nasionalisme. (tempo.co, 11/05/2025).
Melihat potensi Pakistan bisa disebut sebagai militer kaum muslimin yang paling kuat, baik sisi tentara maupun senjataya. Seharusnya dengan potensi semacam ini, sangat memungkinkan untuk mejadi ujung tombak perlawanan Palestina terhadap Israel. Pakistan diibaratkan 'apple to apple' untuk melawan Israel. Namun, kenapa potensi yang luar biasa tersebut hanya dipergunakan untuk perang saudara yang remeh-temeh dengan landasan nasionalisme.
Seharusnya menjadi sebuah kewajiban bagi seluruh negeri muslim untuk ikut andil menyelesaikan perang Palestina yang berkepanjangan, terlebih Pakistan dengan segala potensinya. Seharusnya tentara Pakistan mengangkat senjata mereka untuk menolong saudara mereka di Palestina. Sebagaimana dalam Qur'an Surat At Taubah ayat 14: _"Perangilah mereka! Niscaya Allah akan mengazab mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu, menghinakan mereka, dan memenangkan kamu atas mereka, serta melegakan hati kaum mukmin."_
Inilah yang patut disadari bahwa kekuatan militer Pakistan harusnya membuka peluang kemenangan Islam. Dengan bersatunya negeri-negeri kaum Muslim dan menihilkan nasionalisme akan mengembalikan kemuliaan umat di seluruh belahan dunia. Kepemimpinan seorang Khalifah akan senantiasa menjaga haibah dan iffah seluruh kaum muslim yang berada di dalam naungannya.
Wallahu A'lam bish showab