Generasi Rusak dalam Penerapan Sistem Pendidikan Kapitalisme
Oleh; Nur Zahra Al-Khoir (Aktivis Mahasiswi Kalsel)
Kasus kecurangan dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) SNBT 2025 kembali mencuat ke permukaan. Berdasarkan laporan dari BeritaSatu, terungkap berbagai bentuk kecurangan seperti penggunaan joki, alat komunikasi tersembunyi, hingga kerja sama peserta dengan oknum tertentu demi bisa lolos seleksi masuk perguruan tinggi negeri.(Beritasatu.com(25/4/2025)).
Fenomena ini memperlihatkan betapa rapuhnya integritas generasi muda, yang seharusnya menjadi harapan bangsa di masa depan.
Kerusakan ini tidak muncul secara tiba-tiba. Sistem pendidikan yang diterapkan saat ini berakar dari paradigma kapitalisme, yang menjadikan pendidikan sebagai komoditas. Dalam sistem ini, pendidikan tidak lagi dipandang sebagai sarana pembentukan kepribadian dan peradaban mulia, melainkan sebagai alat untuk meraih keuntungan ekonomi. Perguruan tinggi dinilai berdasarkan peringkat, akreditasi, dan daya jual lulusannya, bukan berdasarkan seberapa besar kontribusinya dalam membentuk akhlak dan moral generasi.
Lebih dari itu, sistem pendidikan kapitalisme menanamkan pola pikir materialistis. Generasi muda diarahkan untuk mengejar kesuksesan yang diukur dari jabatan dan penghasilan. Maka tak heran jika mereka menempuh segala cara, termasuk kecurangan, untuk masuk ke kampus-kampus bergengsi. Bukan demi menuntut ilmu untuk kemaslahatan umat, tetapi demi prospek kerja dan gaji yang tinggi.
Kurikulum sekuler yang diterapkan saat ini juga menjadi penyebab utama minimnya pendidikan moral dan ketakwaan. Ilmu dipisahkan dari nilai-nilai agama, menjadikan pendidikan agama hanya sebatas formalitas di dalam kelas. Akibatnya, generasi kehilangan fondasi spiritual yang seharusnya menjadi benteng integritas dan akhlak.
Di sisi lain, krisis keteladanan dari para pemimpin dan elite masyarakat memperparah kondisi ini. Ketika para tokoh publik kerap memperlihatkan praktik korupsi, manipulasi, dan kebohongan, generasi muda pun melihat kecurangan sebagai hal yang lumrah dan bahkan dianggap sebagai strategi untuk bertahan hidup.
Islam hadir dengan sistem pendidikan yang jauh berbeda dan menyeluruh. Sistem pendidikan Islam bertujuan membentuk insan yang bertakwa, bukan sekadar menghasilkan tenaga kerja. Pendidikan dalam Islam merupakan sarana untuk memahami kehidupan, menjalankan hukum syariat, dan membangun peradaban yang adil dan mulia.
Seluruh kurikulum dalam Islam berlandaskan akidah. Setiap mata pelajaran seperti sains, matematika, dan sejarah disampaikan dengan sudut pandang tauhid. Ilmu tidak dipisahkan dari nilai-nilai Islam, sehingga peserta didik memahami bahwa belajar adalah bagian dari ibadah kepada Allah SWT.
Negara dalam sistem Islam, yaitu Khilafah, memiliki peran besar dalam menjamin pendidikan sebagai kebutuhan pokok yang diberikan secara gratis dan merata kepada seluruh rakyat. Pendidikan diselenggarakan dalam suasana yang bersih dari kapitalisasi, tekanan biaya, dan kompetisi materialistik.
Sejak usia dini, pendidikan akhlak ditanamkan sebagai fondasi utama pembentukan karakter. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (HR. Ahmad). Hal ini menunjukkan bahwa misi kenabian pun sangat menekankan pentingnya akhlak dalam kehidupan manusia.
Islam juga memiliki mekanisme sanksi yang tegas terhadap segala bentuk kecurangan. Menipu dan berbuat curang termasuk dalam dosa besar yang tidak hanya merusak individu, tetapi juga tatanan sosial. Negara dalam Islam akan menindak tegas pelaku kecurangan demi menjaga integritas dan memberikan efek jera yang mendidik masyarakat.
Selama sistem pendidikan masih berpijak pada paradigma kapitalisme, maka kasus-kasus kecurangan dan degradasi moral akan terus terjadi dan membudaya. Sudah saatnya umat Islam menyadari bahwa perbaikan generasi hanya dapat dilakukan dengan perubahan sistemik. Islam bukan hanya agama yang mengatur ibadah ritual, melainkan sebuah sistem kehidupan yang komprehensif — termasuk dalam bidang pendidikan. Hanya dengan kembali kepada sistem pendidikan Islam, kita bisa melahirkan generasi yang cerdas, bermoral, dan bertakwa.