RELOKASI WARGA GAZA, APAKAH SOLUSI NYATA ?
Oleh : Irohima
Saat Palestina makin tertekan, masih ada saja pernyataan yang membuat kita heran bukan kepalang. Di tengah seruan jihad yang disuarakan oleh banyak pihak, dan di tengah upaya masyarakat Palestina mempertahankan tanahnya, wacana menampung 1000 warga Gaza di Indonesia jelas membuat kita sebagai umat Islam, khususnya warga sana makin terluka. Tanah yang mereka bela dan pertahankan dengan darah dan air mata, apakah bisa ditinggalkan begitu saja ?.
Baru-baru ini, Presiden Prabowo menyatakan kesiapannya mengirim pesawat untuk menjemput warga Gaza guna dievakuasi ke Indonesia. Langkah ini dilakukan karena menurut Prabowo, Indonesia memiliki tanggung moral dan politik dalam penyelesaian konflik di Gaza. Pernyataan Prabowo mengundang pro-kontra di dalam negeri, karena gagasan yang dikemukakan Prabowo tak serta merta dapat terealisasi, terdapat dua syarat yang harus dipenuhi, yaitu mendapat dukungan penuh negara-negara di Timur Tengah dan berkewajiban mengembalikan setelah kondisi aman dan proses pengobatan korban sudah dianggap cukup (REPUBLIKA.CO.ID, 12/04/2025).
Pernyataan Presiden bahwa Indonesia siap mengevakuasi warga Gaza ke Indonesia justru merupakan perkara yang akan membuat penjajah bahagia, karena sesungguhnya agenda mereka adalah mengusir warga Gaza dan memiliki tanah Palestina seutuhnya. Pernyataan ini sangat bertentangan dengan seruan jihad yang disuarakan oleh banyak pihak. Rencana evakuasi yang digagas Prabowo juga bertentangan dengan sikap Liga Arab. Pada 1 Februari 2025, Liga Arab mengafirmasi bahwa mereka menolak segala jenis kompromisasi hak-hak Palestina yang tidak bisa dicabut, baik melalui pemukiman, penggusuran maupun pengosongan atas nama keadaan apapun ( The Begin-Sadat Centre For Strategic Studies, 13 Februari 2025 ).
Evakuasi yang dinyatakan oleh Prabowo, dinilai oleh beberapa pihak sebagai kemungkinan adanya tekanan dari Amerika Serikat terhadap Indonesia atas kebijakan baru Amerika Serikat menaikkan tarif impor. Keberhasilan Indonesia dalam negosiasi kebijakan tersebut akan dijadikan umpan balik oleh Amerika untuk menekan Indonesia agar mengevakuasi warga Gaza. Inilah dampak dari nasionalisme yang diciptakan oleh kafir penjajah. Umat Islam yang satu akidah terbagi-bagi dalam banyak wilayah, lalu dipenjara dalam satu wadah yang bernama negara dan dipaksa berpisah karena jarak, suku, budaya, bahasa dan warna kulit yang berbeda. Kemudian mereka mengendalikan kita layaknya boneka dan menyandera kita dengan berbagai kesepakatan hingga kita tak menyadari bahwa kita tengah dijajah juga oleh mereka.
Inilah persoalan negeri-negeri muslim yang sesungguhnya, terkondisikan selalu bergantung pada mereka, padahal seharusnya pemimpin-pemimpin negeri muslim menyambut seruan jihad karena hanya itulah satu-satunya solusi bagi Palestina, ketika segala upaya telah dilakukan namun tak juga bisa menghentikan penjajahan dan genosida. Nasionalisme telah menjadi penghalang terbesar kita untuk menolong saudara kita di Palestina ataupun saudara muslim kita di belahan bumi lainnya. Berdalih tidak bisa membantu Palestina karena wilayah negara yang berbeda sungguh sebuah argumen bodoh, sikap yang demikian juga menunjukkan pengkhianatan pemimpin negeri muslim. Jangankan mengirim pasukan, sekutunya Zionis Israel justru dijadikan teman.
Solusi hakiki dalam persoalan Palestina adalah jihad dan Khilafah. Sejatinya genosida yang dilakukan oleh zionis harus dilawan dengan senjata, dan hanya Khilafah yang bisa mengirimkan pasukan untuk berjihad membebaskan Palestina. Namun sayang, belum tegaknya Khilafah hingga detik ini makin membuat umat Islam menderita, oleh karena itu kita harus menolak apapun yang bisa membuat tanah Palestina terlepas, termasuk evakuasi warga Gaza, bukannya kita tega tapi itu bukanlah solusi yang nyata. Mereka butuh pasukan bukan sekedar makanan dan obat-obatan.
Kita juga harus terus berupaya untuk mendorong umat memahami agamanya, karena hanya dengan memahami agama kita, maka kita akan memiliki kesadaran akan perlunya keberadaan khilafah bagi umat. Teruslah menyuarakan seruan jihad, dan teruslah berupaya berjuang agar Khilafah terwujud dengan segera.
Wallahualam bis shawab