Islam Satu-Satunya Mampu Mewujudkan Keselarasan Manusia dan Alam Semesta

 


Oleh: Qomariah (Muslimah Peduli Generasi).


Dunia saat ini dikuasai oleh  ideologi kapitalisme, secara harfiah,  seluruh proses industri termasuk penambangan, dijalankan berdasarkan prinsip kapitalisme, sehingga semua jenis kepemilikan adalah kepemilikan individu, sehingga seluruh jenis tambang adalah potensi untuk dimiliki oleh individu.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan, akan turun langsung meninjau aktivitas tambang nikel di raja Ampat, Papua Barat Daya. 

Peninjauan ini dilakukan menyusul laporan bahwa kegiatan tambang tersebut merusak kawasan perairan, dan mengancam sektor pariwisata di wilayah yang dikenal sebagai salah satu destinasi paling eksotis di Indonesia.

Bahlil mengungkapkan bahwa terdapat lima izin usaha pertambangan (IUP) yang terdaftar di kawasan raja Ampat, tetapi saat ini hanya satu yang beroperasi,  yaitu milik PT Gag Nikel.

Perusahaan tersebut merupakan anak usaha PT Antam Tbk yang telah menjalankan kegiatan produksi sejak 2017 dan memiliki izin analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal).

"IUP di raja Ampat ada beberapa, mungkin lima. Namun, yang beroperasi saat ini hanya PT Gag, anak perusahaan Antam, BUMN."kata Bahlil di kantor kementerian ESDM, BeritaSatu.com Jakarta. (Kamis, 5/6/2025).

Berita menyangkut isu kerusakan lingkungan yang terjadi di raja Ampat, Papua Barat Daya. Pulau Gag, yang menjadi lokasi tambang nikel, diberitakan mengalami berbagai degradasi lingkungan, mulai dari pengunduran hutan, hingga erosi tanah dan sedimentasi yang mengancam terumbu karang, dan ekosistem laut raja Ampat.

Bahkan, Tagar #SaveRajaAmpat# bertebaran di berbagai media sosial ketika lembaga swadaya masyarakat (LSM), lingkungan dan warganet beramai-ramai menuntut agar pemerintah Indonesia menghentikan aktivitas penambangan nikel di pulau Gag.

Namun begitu, kementerian ESDM, menyatakan tidak ada sedimentasi sebagaimana yang diramaikan. Namun begitu, kementerian ESDM tetap menerjunkan tim di Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) di raja Ampat untuk dievaluasi secara menyeluruh.

Terkait penambangan nikel, menambah kisruh rusaknya lingkungan. Sebelumnya, tambang dan industri smelte mikel di Morowali telah terlebih dahulu memicu kontroversi, dengan berbagai kerusakan lingkungan yang disebabkan penambangan nikel dan aktivitas smelting nikel.Termasuk banjir, longsor, dan pencemaran air. 

Apakah ada hubungan produksi nikel dan ambisi penyelamatan lingkungan, sebagaimana didengungkan oleh berbagai LSM lingkungan?

Nikel merupakan elemen logam transisi dengan nomor atom 28. Walau penggunaannya telah dilaporkan sejak 3.500 tahun sebelum Masehi, nikel baru diisolasi secara kimiawi pada 1751 di Jerman. 

Nikel bersifat reaktif, sehingga hampir tidak ada nikel di alam dalam bentuk logam murni. Mayoritas nikel di kerak bumi eksis dalam bentuk senyawa oksida, tetapi nikel yang dapat diekstrak secara ekonomis biasanya dalam bentuk senyawa sulfida, ko--eksis dengan unsur besi. Bersifat feromagnetik di temperatur ruang, sehingga nikel dapat dibentuk menjadi magnet permanen.

Nikel juga bersifat tahan korosi, yang menyebabkan unsur ini menjadi unsur penting dalam industri logam. Secara global adalah untuk produksi baja tahan karat (stainless steel), alloy logam nonbesi, electroplating, alloy logam berbasis besi, pengecoran logam, dan aplikasi lain seperti koin logam dan pembuatan baterai, baja bergantung pada jenisnya, mengandung nikel persatuan berat.

Menilik dan tren industri dalam pemanfaatan nikel, kecil kemungkinan produksi nikel dapat dikurangi dalam waktu dekat. Sedangkan baja tahan karat masih dibutuhkan dalam jumlah besar untuk berbagai keperluan mulai dari rumah tangga hingga industri. Sementara itu, penggunaan nikel sebagai bahan baku baterai untuk EV perlahan berkurang dengan mulai lebih banyaknya digunakan baterai LFP tanpa nikel. Walaupun begitu permintaan produksi nikel akan tetap tinggi. 

Inilah fakta yang terjadi dalam industri penambangan Kapitalisme. Secara harfiah, nyaris seluruh proses industri, termasuk penambangan, dijalankan berdasarkan prinsip kapitalisme, meniscayakan beberapa aspek;

Pertama; Tambang di kuasai oleh pemilik modal.dalam kapitalisme, semua jenis kepemilikan adalah kepemilikan individu sehingga seluruh jenis tambang adalah potensial untuk dimiliki individu.

Kedua; Orientasi utama Kapitalisme adalah profit. perusahaan dapat menjual barang dengan harga setinggi mungkin atau menekan modal serendah mungkin.

Ketiga; Kekuatan modal membuka peluang terjadinya kolusi antara pengusaha dan penguasa.

Keempat; Ekonomi kapitalisme berorientasi pada pertumbuhan takhingga sebagai konsekuensi dari teori kelangkaan.

Kelima; Visi jangka pendek. perusahaan kapitalisme tidak memiliki visi jangka panjang terkait apa yang disebabkan oleh industrinya terhadap alam semesta.

Dari kelima aspek tersebut; yang integral dalam ideologi kapitalisme, menjadi penyebab ugal-ugalan dan tidak memperhatikan kesejahteraan manusia dan lingkungan sekitarnya.

Selain memahami kebobrokan kapitalisme, umat Islam juga wajib waspada terhadap siasat licik kaum sosialis.

Penambangan ala sosialisme ini umat Islam harus lebih waspada terhadap siasat licik kaum sosialis yang mendompleng isu lingkungan demi kepentingan ideologis mereka, walau niatnya terkesan mulia, tetapi apa yang mereka sembunyikan tidak lebih baik daripada kapitalisme yang mereka musuhi.

Berbeda dengan industri tambang didalam Islam, yang diturunkan oleh Allah SWT. dengan aturan terkait hubungan manusia dengan Allah SWT, manusia dengan dirinya sendiri, serta manusia dan manusia lain.

Barang tambang apapun yang jumlahnya melimpah, tidak boleh dimiliki oleh individu tertentu.karena pemilikan secara individu akan menghalangi umat Islam lain dari mendapatkan haknya. Bahwa tambang nikel adalah kepemilikan umum bagi umat Islam, tidak boleh dikavlingi untuk individu atau entitas perusahaan sebagaimana yang terjadi dalam sistem sosialisme/ kapitalisme.

Bahwa dalam sistem Islam sama sekali tidak melarang pertambangan, sesungguhnya Allah SWT telah menundukkan alam semesta untuk keperluan manusia.

Allah SWT berfirman;"Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi, dan menurunkan air (hujan) dari langit, kemudian dengan (air hujan) itu dia mengeluarkan berbagai buah-buahan sebagai rezeki untukmu, dan dia telah menundukkan kapal bagimu agar berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan telah menundukkan matahari dan bulan bagimu, yang harus menerus beredar (dalam orbitnya), dan telah menunjukkan malam dan siang bagimu."(TQS. Ibrahim: 32--33).

Islam juga mengatur agar dalam pemanfaatan terhadap alam semesta, manusia tidak menyebabkan kerusakan. Hanyalah Islam satu-satunya mabda yang mampu mewujudkan keselarasan sejati antara manusia dan alam semesta. Dalam penerapan sistem khilafah 'ala minhaj an-Nubuwwah.

Insyaallah.

Wallahu a'lam bishawab.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel