Perundungan Anak Terus Terjadi, PR Besar Perlindungan Anak
Oleh: Elin Nurlina
Kasus mengenai perundungan anak masih terus terjadi bahkan dengan tindakan yang makin mengarah kepada kriminal tak terelakkan lagi. Pukulan, tendangan bahkan ancaman pada pembunuhan sudah menjadi bagian dari perundungan saat ini. Mirisnya, para pelakunya adalah anak-anak di bawah umur yang masih duduk di bangku SMP. Bahkan ditingkat SD pun terjadi (kompas, cnn, rri).
Perlu kita sadari bahwa Kejahatan perundungan telah mencapai titik kronis. Dimana tadi pelakunya bukan hanya kalangan dewasa saja tetapi merembet ke anak-anak. Harusnya dunia anak-anak adalah masanya bermain, belajar, berbagi dan membangun kedekatan dengan teman, tapi saat ini justru jatuh pada tindakan perundungan yang mengarah kepada kriminal.
Fakta terus bertambahnya kasus perundungan setiap tahunnya makin menguatkan bahwa kasus perundungan anak ini adalah fenomena gunung es. Semakin dibiarkan, serta tidak dicari akar masalahnya dan solusinya maka kasus-kasus seperti ini tidak akan berhenti. Walaupun ada regulasi tentang hal ini, akan tetapi tidak mengakar pada akar permasalahannya.
Penyebab perundungan memang banyak faktor, bisa dari tontonan, pola asuh orang tuanya dan lingkungan bisa mempengaruhi perkembangan tingkah laku anak zaman sekarang.
Hal ini perlu diketahui dan kita sadari kembali bahwa faktor penyebab hakiki kerusakan anak-anak zaman sekarang tidak lain disebabkan karena rusaknya sistem kehidupan saat ini. Yaitu sistem yang memisahkan agama dari kehidupan (sekulerisme). Sistem inilah yang membuat manusia menjadikan benar salah, baik buruk, terpuji dan tercela sesuai dengan persepsi masing-masing. Bukan berdasarkan aturan agama. Akhirnya kehidupan manusia diatur sesuai hawa nafsu sendiri. Generasi yang seharusnya belajar kebaikan malah belajar keburukan.
Disamping gagalnya regulasi dan lemahnya sistem sanksi. Di sisi lain juga menunjukkan kegagalan sistem Pendidikan karena berdasarkan sekuler. Kurikulumnya pun tidak berdasarkan akidah Islam tapi sekuler. Akibatnya kepribadian anak semakin jauh dari aturan agama. Hal ini makin tampak dengan penggunakan tuak yang merupakan minuman haram dan adanya kekerasan oleh anak. Tentu saja kasus ini menambah bentuk perundungan yang sudah ada.
Sekali lagi, Semua ini merupakan buah dari buruknya penerapan sistem kehidupan yang sekuler kapitalistik dalam semua aspek kehidupan. Dengan demikian dibutuhkan adanya perubahan yang mendasar dan menyeluruh, tidak cukup dengan menyusun regulasi atau sanksi yang memberatkan, namun juga pada paradigma kehidupan yang diemban oleh negara.
Islam menjadikan perundungan sebagai perbuatan yang haram dilakukan, baik verbal apalagi fisik bahkan dengan menggunakan barang haram. Semua perbuatan manusia harus dipertanggungjawabkan.
Islam menjadikan bailgh sebagai titik awal pertanggumgjawaban seorang manusia. Hadis Nabi ﷺ menunjukkan hal itu. Meski anak yang berusia 14 tahun misalnya tetapi jika sudah baligh maka akan dihukumi sebagai mukallaf dan dijatuhi sanksi. Sebagaimana mestinya.
Islam menjadikan sistem pendidikan yang berasas akidah Islam memberikan bekal untuk menyiapkan anak mukallaf pada saat baligh. Pendidikan ini menjadi tanggung jawab keluarga masyarakat dan negara sebagai pihak yang paing bertanggungjawab dalam menyusun kurikulum Pendidikan dalam semua level. Bahkan Pendidikan dalam keluarga pun negara memiliki kurikulumnya. Semua untuk mewujudkan generasi yang memiliki kepribadian Islam.
Dimana pola pikir dan sikapnya akan disesuaikan dengan aturan Islam. Dengan begitu anak ketika bergaul dengan temannya akan sesuai dengan tuntunan Islam. Islam memerintahkan saling tolong dalam kebaikan, mengajak kepada yang Ma'aruf dan mencegah dari yang mungkar serta mendorong agar saling memberi nasihat untuk menjauhi maksiat. Sebagaimana halnya perundungan adalah salah satu bentuk kemaksiatan yang tentu jika anak paham maka tidak akan melakukan perundungan ini.
Islam juga akan memperhatikan sistem informasi dan sistem sanksi dengan arah Pendidikan yang dibuat oleh negara. Dengan demikian akan lahir generasi yang berkepribadian Islam. Oleh karenanya, anak-anak butuh penerapan sistem Islam yang diterapkan oleh daulah Islam yaitu khilafah, daulah inilah yang akan menjaga anak-anak ydan menjauhkan mereka dari kerusakan moral.
Wallahu 'Alam Bi Showwab