Ada Apa dengan Bendera One Piece?



Oleh Zidna

Beberapa minggu terakhir, media sosial Indonesia diramaikan dengan berita tentang bendera bajak laut dan topi jerami dari serial anime One Piece yang dipajang di beberapa daerah menjelang perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia. (Kompas.com, 01/08/2025).

Bendera yang dijuluki "Jolly Roger" ini berkibar di pagar rumah warga, tiang bambu di depan rumah, truk, dan pos jaga. Bendera dengan latar hitam ini juga dipasangkan dengan bendera Indonesia.

Aksi semacam ini mungkin tampak seperti bentuk ekspresi kreatif yang sederhana di kalangan anak muda. Namun, maknanya lebih dari itu. Fenomena ini pada dasarnya adalah suara yang telah lama tak terdengar. Sebuah bentuk kritik sosial terhadap apa yang terjadi di negeri tercinta ini.

Bagi para penggemar serial anime One Piece, bendera ini identik dengan tema petualangan. Namun, "Jolly Roger" memiliki makna yang lebih mendalam. Simbol ini melambangkan perlawanan terhadap kekuasaan yang korup, hierarki yang menindas, dan hukum yang hanya keras terhadap mereka yang di bawah, tetapi tumpul terhadap mereka yang di atas.

Jika simbol fiksi karya Eiichiro Oda ini dianggap lebih mewakili keadilan daripada simbol resmi negara, maka situasi saat ini dapat dikatakan sebagai pertanda bahwa negara kita sedang tidak baik-baik saja.

Ini bukan anti-negara, melainkan anti-ketidakadilan. Belakangan ini dilaporkan beberapa orang yang mengibarkan bendera One Piece dituntut oleh pihak berwenang. Namun, pengibaran bendera One Piece ini bukan lahir dari kebencian terhadap Indonesia, melainkan dari rasa cinta yang tak bertuan.

Masyarakat kecewa karena harga kebutuhan pokok naik, sementara upah tetap stagnan. Para koruptor terus tersenyum di televisi, tetapi para demonstran segera ditangkap. Slogan "kemerdekaan" terus dikumandangkan, tetapi akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan keadilan masih terasa seperti kemewahan. Mereka yang mengibarkan bendera ini sebenarnya tidak bertujuan untuk menghina bendera merah putih atau dikatakan anti-negara. Hakikatnya rakyat hanya resah karena tertindas ketidakadilan.

Mengapa kritik ini harus berbentuk meme dan bendera bajak laut? Hal ini dikarenakan kritik verbal, baik melalui pidato, tulisan, maupun media sosial, belakangan ini dianggap sebuah bentuk ancaman oleh sebagian penguasa. Kriminalisasi ulama dan aktivis, pembungkaman mahasiswa, serta pembubaran kelompok kajian dan forum diskusi merupakan fenomena yang mempersempit ruang ekspresi. Oleh karena itu, rakyat mencari bahasa baru dengan menggunakan simbol-simbol visual.

Bendera One Piece ini merupakan bentuk salah satu cara baru dari rakyat untuk menyampaikan. Hal ini bukan karena mereka kekanak-kanakan, melainkan karena bahasa formal telah kehilangan maknanya, tak terdengar, atau bahkan dianggap berbahaya.

Pemerintah harus mendengarkan, bukan marah. Menanggapi fenomena ini dengan ancaman hukum atau larangan hanya akan memperlebar jarak antara negara dan rakyat. Pemerintah harus memahami apa yang ingin disampaikan rakyat, bukan sekadar penampilannya. Sesungguhnya di balik pengibaran bendera One Piece ini terdapat harapan bahwa negara dapat berubah jika mau mendengarkan apa yang disampaikan oleh rakyatnya. Jika masyarakat mulai merasa lebih dekat dengan Luffy (tokoh utama One Piece) daripada pejabat publik, maka masalahnya bukan pada masyarakat, melainkan pada sistem dan pejabat itu sendiri.

Keberadaan Jolly Roger tidak perlu ditakuti, tetapi harus ditangani dengan tepat. Pemerintah tidak boleh terus-menerus menutup mata atau memaksakan aturan tanpa introspeksi dan evaluasi. Cerita One Piece ini hakikatnya mencerminkan sebuah kondisi dinegeri kita, yang mana segelintir pejabat sedang menikmati kekuasannya, sementara rakyatnya banyak yang tertindas. Meski secara formal, negeri kita telah merdeka, tetapi ternyata rakyat belum merasakan kemerdekaan sejati di dalam kehidupan mereka. Hal itu dikarenakan semua kebijakan-kebijakan yang ada lebih condong kepada elite politik.

Inilah akar masalah negeri ini. Penerapan sistem kapitalisme, sistem buatan manusia yang telah melahirkan kesenjangan sosial yang tajam. Kebijakan-kebijakan yang ada dibuat demi kepentingan elite, sementara rakyat tercekik dan tertindas, mirip dengan sistem dunia dalam cerita One Piece yang penuh korupsi dan penindasan.

Sudah saatnya sistem yang rusak dan merusak ini harus diganti dengan sistem dan aturan yang berasal dari Pencipta, Allah Ta'ala yang akan menjadikan umat ini menjadi khoiru ummah (ummat terbaik) yang menegakkan keadilan dan menolak segala bentuk penindasan. (Zidna)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel