HIKMAH MAULID: MENUJU PERADABAN MULIA
Oleh: Inge Oktavia Nordiani
Peringatan maulid nabi sejatinya adalah menghidupkan sunnah nabi. Sunnah merupakan segala hal yang dilakukan nabi Saw baik ucapan, perbuatan, serta diamnya Rasulullah sebagai tanda setuju. Keagungan akhlak nabi Saw menjadi tauladan sapu jagat umat hari ini. Begitu pula keteladanan perjuangan nabi Saw dalam menegakkan Islam secara kaffah. Pada hari ini kita mengenal Islam adalah agama paripurna penyelamat segala problematika kehidupan. Mulai dari masalah pribadi, masyarakat dan negara.
Sosok nabi Muhammad diakui secara jujur oleh dunia barat. Dalam buku 100 orang yang berpengaruh di dunia Muhammad menduduki peringkat 1. Penulis buku ini yaitu Dr. Michael H. Hart mengatakan , "Pilihanku untuk menempatkan Muhammad di urutan pertama dalam daftar orang yang paling penting dalam sejarah mungkin akan mengejutkan pembaca. Namun, dialah satu-satunya manusia dalam sejarah yang merengkuh keberhasilan tertinggi dalam bidang agama dan dunia. Dia adalah satu-satunya yang telah menyelesaikan pesan agama dengan sempurna, menggariskan aturan-aturannya dan diimani oleh seluruh bangsa ketika dia hidup. Selain agama dia juga mendirikan negara sebagai media menyatukan suku-suku dalam satu bangsa menyatukan bangsa dalam satu negara dan meletakkan dasar-dasar kehidupan agama. Dialah yang memulai misi agama dan dunia serta menyempurnakannya".
Tergambar bahwa nabi Saw membawa Islam sebagai peradaban besar dan mulia bagi seluruh umat manusia. Apabila hari ini kita masih belum merasakan kemuliaan Islam, maka sejatinya ada yang kurang sempurna di dalam mentauladani nabi Muhammad Saw.
Semenjak runtuhnya kekhilafahan yang terakhir tahun 1924 umat ini hidup dalam bayang-bayang ideologi sekulerisme. Umat menjadi terjauhkan dari pemikiran Islam secara kaffah. Islam di posisikan sama seperti agama-agama pada umumnya yang tidak memiliki formula hukum dan sistem yang mengatur kecuali dalam aspek ibadah ritual saja. Maka tidak heran walaupun mayoritasnya adalah umat Islam namun diam atas penerapan sistem yang menghalalkan apa yang telah diharamkan Allah SWT seperti riba, zina, judi, lgbt dan lainnya.
Sungguh umat Islam masih punya harapan besar akan kembalinya kemuliaan peradaban Islam ini. Memaknai maulid nabi tidak cukup sekedar ritual bersholawat melainkan harus utuh dalam mentauladani nabi Saw. Dengan demikian akan tergambar jalan menuju perbaikan peradaban yaitu dengan ditegakkannya ideologi Islam dalam bingkai negara. Dan hal ini akan mendatangkan Rahmat Allah dari langit dan bumi. Sebagaimana dalam QS. At-A'raf: 96
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰٓ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوْا۟ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَٰتٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذْنَٰهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya".
Semua ini membutuhkan perjuangan cerdas dalam menelisik sisi politis metode perjuangan nabi. Beliau menempuh metode dakwah yang terarah melalui tiga tahap:
Pertama, Tatsqîf (Pembinaan). Beliau membina para Sahabat dengan fikrah Islam agar keimanan mereka kokoh dan mereka siap berjuang untuk perubahan. Kedua, Tafâ‘ul ma‘a al-Ummah (Interaksi dengan Masyarakat). Beliau mendakwahkan Islam secara terang-terangan di tengah-tengah masyarakat sekaligus membongkar kebusukan sistem kufur hingga opini umum berpihak pada Islam. Ketiga, Thalab an-Nushrah (Menggalang Dukungan). Beliau menggalang dukungan dari ahlul quwwah (para pemilik kekuasaan) untuk menegakkan sistem politik dan pemerintahan Islam. Oleh karena itu demi kembalinya izzul Islam wal muslimin umat Islam sejatinya mengacu pada metode ini.