Kematian Raya: Potret Buram Kesehatan di Bawah Kapitalisme
Oleh: Aurora Ridha (Aktivis Muslimah Kalsel)
Beberapa waktu lalu kita tengah dihebohkan dengan kasus seorang anak balita yakni kematian Raya. Hal tersebut menjadi heboh lantaran kematiannya yang tidak biasa di alami oleh anak-anak pada umumnya. Raya merupakan seorang anak balita yang masih berumur 4 tahun yang terinfeksi ribuan cacing di dalam tubuhnya yang kemudian menyebabkan ia meninggal dunia.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak yakni Arifah Fauzi menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas peristiwa yang menimpa seorang anak yakni Raya yang masih berumur 4 tahun di Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dunia akibat ternfeksi cacing akut diseluruh tubuhnya. Menurut beliau, kasus ini harus menjadi peringatan yang serius bahwa betapa pentingnya perlindungan hak-hak anak terutama dalam bidang kesehatan, pengasuhan, dan lingkungan hidup yang layak. (tribunnews.com, 14/09/25)
Anggota komisi IX DPR yakni Netty Prasetiyani juga menyampaikan keprihatinannya atas meninggalnya Raya yang merupakan seorang balita akibat infeksi cacing di daerah Sukabumi, Jawa Barat. Menurutnya, sejatinya peristiwa tersebut mejadi salah satu tanda bahwa sistem perlindungan sosial belum menjangkau sampai masyarakat kalangan bawah. Peristiwa tersebut harus menjadi alarm bagi semua pihak, bahwa sistem perlindungan sosial dan kesehatan ternyata belum sepenuhnya menjangkau sampai masyarakat kalangan bawah. (kompas.com, 14/09/25)
Mirisnya, perhatian dari para pejabat dan pihak berwenang mulai muncul ketika berita tersebut mencuat ke media sosial. Peritiwa atau kejadian yang dialami oleh Raya ini merupakan cerminan bahwa sistem perlindungan sosial telah retak dalam negeri kita ini. Negara telah abai akan perhatiannya kepada masyarakat termasuk dalam perkara sistem perlindungan sosial.
Sejatinya dengan adanya kasus Raya ini merupakan cermin nyata bahwa pelayanan kesehatan di negeri ini belum bisa menjangkau semua lapisan masyarakat termasuk masyarakat kalangan bawah. Karena sistemlah yang seharusnya menjamin hak hidup dan kesehatan setiap dari masyarakat justru terperangkap dalam birokrasi yang kaku. Karena dalam system kesehatan tanpa adanya dokumen yang lengkap seperti KK, KTP, atau BPJS maka akses terhadap layanan kesehatan menjadi terkendala meskipun orang tersebut sedang dalam keadaan darurat.
Adapun kondisi buruk yang terjadi saat ini tidaklah lepas dari penerapan dalam system sekuler kapitalisme saat ini. Bagi mereka yang mempunyai privilege yang hanya bisa mendapatkan akses kesehatan dengan layak sedangkan sebaliknya, rakyat kecil dibiarkan tetap saja dalam kesengsaraan tanpa adanya rasa peduli terhadap nasib mereka.
Dalam hal ini kapitalisme telah menciptakan ketimpangan yang sangat tajam, dimana sebuah rumah sakit beroperasi layaknya perusahaan dan seorang pasien dianggap sebagai konsumen. Dalam hal ini negara cenderung berpihak kepada pasar bukan pada rakyatnya.
Selama kita berada sistem sekuler kapitalisme ini, tragedi seperti Raya akan terus berulang kembali dan memakan korban.
Kesehatan dari masyarakat merupakan tanggung jawab dari negara. Negara tidak hanya berperan sebagai penyelenggara layanan akan tetapi juga penjamin kesehatan bagi rakyatnya. Negara juga seharusnya tidak menjadi penghalang bagi warganya untuk berobat hanya karena masalah administratif dan masalah ekonomi semata karena kesehatan merupakan jaminan dari negara yang harus diberikan kepada masyarakat bahkan secara cuma-cuma atau gratis.
Namun negara yang demikian yang menjamin kesehatan rakyatnya secara cuma-cuma atau gratis hanya akan terwujud dan kita temui dalam system Islam. Seorang pemimpin di dalam Islam berkewajiban untuk menjamin kebutuhan dasar rakyatnya termasuk menjamin perlindungan sosial terutama kesehatan rakyatnya. Negara di dalam Islam tidak diperbolehkan untuk menyerahkan tanggung jawabnya kepada mekanisme pasar yang berfokus pada asas manfaat semata yakni untung rugi.
Dalam sistem Islam akan mekanismenya terkait zakat, sedekah, dan baitul maalnya memastikan bahwa tidak ada satupun rakyat yang tergolong dalam kemiskinan karena negara akan memenuhi kebutuhan pokok bagi rakyatnya termasuk dalam hal kesehatan karena kesehatan pun merupakan salah satu kebutuhan yang penting yang lindungi secara langsung oleh negara.
Hanya dalam sistem Islam lah pelayanan terhadap rakyatnya sebagai amanah bukan komoditas semata yang sangat jauh berbeda dalam sistem sekuler kapitalisme saat ini dimana hanya menjadikan kesehatan sebagai bahan bisnis semata.
Karena itu hadirnya Islam di tengah-tengah kehidupan merupakan kebutuhan bagi setiap rakyat saat ini. Maka sudah saatnya kita mencampakkan system yang rusak dan merusak ini yakni sistem sekuler kapitaisme dan kembali kepada system Islam yang menerapkan semua syaraiat Islam dalam naungan khilafah.
Wallahua’lam bishawab.