Keracunan MBG, Akibat Pemimpin dan Sistem yang Tidak Amanah
Wieke Apriana. AK, S.Gz, MPH
(Pemerhati Gizi dan Kesehatan Anak)
Program MBG (Makan Bergizi Gratis) diluncurkan pertama kali pada 6 Januari 2025 oleh Badan
Gizi Nasional (BGN), bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kecerdasan anak bangsa
dengan memberikan makanan bergizi, mengurangi angka malnutrisi dan stunting, serta
memperkuat ekonomi lokal melalui penyerapan bahan pangan dan UMKM. Targetnya diberikan kepada ibu hamil, ibu menyusui, balita, dan anak usia sekolah.
Apakah program ini berjalan mulus?
Tentu saja tidak!
Sejak pertama berjalannya program MBG ini sudah mulai bermunculan kasus keracunan, kemudian disusul kasus isu ompreng MBG berlapis lemak babi dan tidak memenuhi standar food grade tapi hingga saat ini kita belum diberikan kejelasannya oleh BPOM dan MUI, selanjutnya banyak kasus SPPG fiktif, dan hingga saat ini makin bertambah banyak kasus keracunan akibat MBG.
Rasanya tiada hari tanpa berita keracunan masal MBG.
Lantas apa penyebab masalah ini? Dan siapa yang harus bertanggung jawab?
Ironisnya, jajaran pimpinan BGN yang bertanggung jawab atas kebijakan dan pengawasan program ini tidak ada satupun yang memiliki latar belakang atau sertifikasi di bidang gizi. Lalu bagaimana mereka bisa mewujudkan tujuan MBG kalau mereka tidak ahli dalam bidangnya?
Begitulah ketika amanah diberikan kepada yang tidak kompeten dan tidak amanah. Yang pada dasarnya muncul dari hasil penerapan sistem sekuler demokratik yang membiarkan para pemimpin menjalankan program kerja untuk sekedar memenuhi janji janji kampanye yang sudah terlanjur diucapkan. Tanpa menghiraukan problem yang dimunculkan dari program ini. Saatnya mencampakkan sistem sekuler demokratik kapitalistik ini dan ganti dengan sistem Islam yang sempurna.
Wallahu a'lam