Krisis Pendidikan Karakter: Islam Solusinya
Oleh Nela
Miris! krisis pendidikan karakter di Indonesia makin mengkhawatirkan. Baru-baru ini ramai dibicarakan adanya kasus kepala sekolah yang dilaporkan ke polisi karena telah menampar dan menegur siswa yang merokok di sekolah. Ironisnya ratusan siswa justru menuntut pemecatan kepala sekolahnya.
Semestinya pendidikan tidak sekadar transfer ilmu, tetapi bagaimana membentuk karakter dan akhlak yang baik pada siswanya. Kasus semacam ini sejatinya berakar pada sistem pendidikan yang sekuler. Dimana sistem ini memisahkan agama dari kehidupan, yang telah menghapus orientasi spiritual dan moral dari dunia pendidikan. Akibatnya anak didik kehilangan arah dan makna hidup. Tujuan pendidikan pun berubah menjadi sekadar demi bekal mencari kerja, bukan membentuk kepribadian mulia.
Inilah buah dari sistem pendidikan sekuler yang sejak awal memang berpaling dari Al Quran. Dimana tujuan pendidikan dalam Islam bukan sekedar mencetak manusia cerdas, tetapi mencetak insan yang berkepribadian Islam yakni membentuk pola pikir dan pola sikap yang di dasarkan pada akidah Islam.
Namun, dalam sistem sekuler, ketika pendidikan memisahkan ilmu dari iman, lahirlah generasi yang boleh jadi pandai, tetapi tidak berakhlak, boleh jadi pintar, tetapi tidak bermoral. Karena itulah para ulama dulu sangat menekankan pentingnya mendahulukan pembinaan adab sebelum penyampaian ilmu.
Dalam Islam, Negara memiliki kewajiban langsung untuk menyelenggarakan pendidikan gratis dan berkualitas bagi seluruh rakyat serta memastikan pendidikan berjalan dengan tujuan syar'i yaitu mencetak generasi beriman, berilmu dan berakhlak mulia.
Namun dalam sistem kapitalis demokrasi sekuler saat ini, tampaknya amat sulit diwujudkan. Solusinya hanya satu yaitu mengembalikan sistem pendidikan dibawah naungan syariah Islam yang diterapkan oleh Negara.
.jpeg)